Tautan-tautan Akses

Studi: Tidak Ada Perokok yang Aman


Seorang remaja pria mengisap rokok di pinggir rel kereta api di Jakarta. (Reuters/Beawiharta)
Seorang remaja pria mengisap rokok di pinggir rel kereta api di Jakarta. (Reuters/Beawiharta)

Perokok yang merokok satu batang per hari atau kurang, semasa hidup mereka, kemungkinan meninggalnya 1,6 persen lebih tinggi dari orang yang tidak merokok.

Kajian baru menyimpulkan, tidak ada tingkat merokok yang aman. Bahkan sebatang rokok sehari bisa mempersingkat usia hidup, sedangkan berhenti merokok pada usia senja, bisa menambah beberapa tahun usia harapan hidup.

Berbagai kajian selama puluhan tahun menunjukkan, merokok berbahaya. Tetapi sebagian orang berpendapat jika hanya merokok beberapa batang sehari, mungkin 10 atau kurang, mereka bebas dari penyakit terkait merokok seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

Nyatanya tidak demikian, ujar tim peneliti pada National Cancer Institute Amerika. Mereka melakukan kajian pertama, yang mempelajari dampak kesehatan dari apa yang disebut merokok dengan intensitas rendah.

Kesimpulan itu didapat dari sederet pertanyaan atau kuesioner yang dijawab perokok yang ambil bagian dalam kajian jangka panjang dan besar, melibatkan 300 ribu orang dewasa. Kajian itu dilakukan National Institute of Health.

Pakar epidemiologi, atau pakar penyakit populasi, Maki Inoue-Choi, dari Institut Kanker memimpin kajian tersebut. Ia mengatakan, "Dari penelitian, kami mendapati, perokok yang secara konsisten merokok kurang dari satu batang per hari selama hidup, 1,6 kali lebih mungkin meninggal selama berlangsungnya kajian dibanding mereka yang tidak pernah merokok. Dan orang dewasa yang secara konsisten merokok antara satu dan 10 batang rokok per hari, 1,9 kali lebih mungkin meninggal selama berlangsung kajian daripada mereka yang tidak pernah merokok."

Risiko kesehatan tercatat lebih rendah di antara mantan perokok berintensitas rendah dibandingkan mereka yang terus merokok, dan lebih dini seseorang berhenti merokok, risiko terkena penyakit serius anjlok.

Kajian itu melibatkan orang dewasa berusia 59 sampai 82 tahun. Kuesioner dikirim ke peserta tahun 2004 dan 2005. Beberapa dari mereka mulai merokok pada usia 15 tahun atau lebih muda.

Ketika ditindaklanjuti 10 tahun kemudian, peneliti mendapati, risiko terkena kanker paru-paru naik sembilan persen pada perokok yang mengisap satu batang rokok atau kurang per hari, dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok. Dan kematian akibat kanker paru-paru 12 kali lebih tinggi di kalangan orang yang merokok satu sampai 10 batang per hari.

Kematian dini juga naik akibat emfisema dan penyakit jantung.

Temuan itu terbit dalam jurnal JAMA Internal Medicine.

Kajian lain yang melibatkan kelompok peserta yang sama, terbit baru-baru ini dalam American Journal of Preventive Health, juga mendapati tidak pernah terlambat untuk berhenti merokok. Mereka yang berhenti merokok pada usia 60-an tahun,

kemungkinan meninggal dini turun 23 persen, dibanding mereka yang terus merokok dalam usia 70-an tahun, menurut peneliti utama Sarah Nash.

Dokter ahli paru Norman Edelman, konsultan medis senior pada American Lung Association, mengatakan kedua kajian tersebut dilakukan dengan sangat baik dan temuan mereka meyakinkan karena banyaknya peserta kajian.

Edelman mengatakan ia memiliki sejumlah besar pasien yang mengaku tidak bisa berhenti merokok.

Kajian itu menunjukkan, menurut Edelman, lebih cepat berhenti merokok, lebih baik, dan bahwa tidak pernah terlambat untuk menghentikan kebiasaan merokok. [ka/ds]

XS
SM
MD
LG