Pemerintah transisi Sudan mengatakan keputusan menormalisasi hubungan dengan Israel adalah langkah yang diperlukan yang secara ekonomi akan menguntungkan rakyat Sudan.
Berbicara kepada saluran TV al-Hadath Minggu (25/10) malam, Jenderal Yassir Al Atta, anggota Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan, mengatakan bahwa normalisasi hubungan adalah salah satu syarat yang ditetapkan pemerintah Amerika untuk menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsor teroris. Menurut Atta, keputusan itu tidak akan merugikan siapa pun di Sudan dan diambil setelah diskusi panjang soal perlindungan kepentingan rakyat Sudan.
Hubungan Israel dengan banyak negara Arab tetap bermusuhan selama puluhan tahun karena pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang diinginkan Palestina sebagai tanah untuk negara mereka pada masa depan. Hingga tahun ini, hanya Mesir dan Yordania yang berdamai dengan negara Yahudi itu.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Sabtu (24/10), Menteri Kehakiman Sudan, Nasruddeen Abdulbari, mengatakan membangun hubungan dengan Israel adalah sah dan sesuai mandat pemerintah transisi yang diabadikan dalam konstitusi. Pemerintahan transisi dibentuk tahun lalu setelah 30 tahun pemerintahan Presiden Omar al-Bashir.
Atta dan Abdulbari yakin hubungan yang lebih baik dengan Israel akan menguntungkan Sudan secara ekonomi.[ka/jm]