Sudan Selatan hari Rabu (9/7) memperingati tiga tahun kemerdekaan di tengah desakan agar pihak-pihak yang berperang di negara itu mematuhi gencatan senjata dan memulai kembali perundingan perdamaian.
Dalam perayaan di Juba, ibukota Sudan Selatan, Presiden Salva Kiir mengimbau para pemberontak agar “meletakkan senjata dan pulang.” Ia juga meminta saingan sekaligus mantan wakilnya Riek Machar agar menyelesaikan konflik saat ini lewat dialog.
Tetapi presiden itu mengatakan tidak akan meminta pasukan Uganda keluar dari negara itu sebelum – dalam kata-katanya – rakyat aman dan semua institusi negara itu terjamin. Machar menuntut pasukan Uganda yang membantu pemerintahan Kiir agar meninggalkan Sudan Selatan.
Kantor berita Perancis mengutip Machar mengatakan ia “siap berunding,” tetapi menambahkan pemerintahan Kiir hanya membawa kediktatoran, anarki, korupsi dan kesukuan.
Tiga kesepakatan gencatan senjata telah gagal menghentikan pertempuran dan perundingan perdamaian di Addis Ababa, ibukota Ethiopia, telah mandeg.
Pertempuran yang pecah pertengahan Desember lalu telah memaksa sekitar 1,5 juta warga Sudan Selatan mengungsi, banyak di antara mereka ke negara-negara tetangga.