Ke-34 pemuda-pemudi Amerika Serikat ini mendapatkan beasiswa dari Fulbright yang dikelola oleh American Indonesia Exchange Foundation atau AMINEF untuk menjadi tenaga pengajar sukarela, atau volunteer, melalui program Fulbright English Teaching Assistantship atau ETA.
Melalui program ini, mereka akan ditugaskan untuk menjadi asisten guru Bahasa Inggris di 34 sekolah menengah atas dan sederajat, termasuk Madrasah Aliyah Negeri, di berbagai wilayah di Indonesia yang berada di luar Kota Jakarta.
Di tahun ini, ke-34 sukarelawan tersebut akan membantu pengajaran Bahasa Inggris di 18 wilayah Indonesia, di antaranya di Medan, Martapura, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Kendal, Wonosari, Magelang, Palangkaraya, Gorontalo, dan Mataram.
Sebelum memulai bertugas, para sukarelawan mengikuti kegiatan orientasi selama dua minggu di Bandung, mulai 30 Agustus lalu. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake, berkesempatan memberikan pengarahan dalam kegiatan orientasi hari ketiga, Selasa 1 September kemarin.
Dubes Blake mengatakan, program ini diharapkan bisa membangun pemahaman antar dua negara yaitu Indonesia dan Amerika Serikat. Pasalnya, selain mengajar Bahasa Inggris, para sukarelawan juga menjadi duta diplomasi sehingga diharapkan dapat memahami budaya dan masyarakat Indonesia.
“Kami akan sangat senang melihat lebih banyak orang belajar bahasa Inggris. Negara anda (Indonesia) mempunyai peran besar di dunia, dan bahasa pergaulan di dunia adalah bahasa Inggris. Karenanya, merupakan asset yang penting bagi generasi muda untuk bisa berbahasa Inggris," kata Blake.
Setiap tahunnya, AMINEF, sebuah yayasan yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat di tahun 1992, mendatangkan asisten guru Bahasa Inggris sejak tahun 2004 melalui program Fulbright ETA. Para peserta program ini diharapkan dapat mengenalkan cara pengajaran Bahasa Inggris yang berbeda di sekolah-sekolah tempat penugasan mereka.
Sebagai penutur asing, para sukarelawan juga bertugas untuk memotivasi murid dan guru di sekolah yang ditempatkan untuk mereka, agar dapat meningkatkan penggunaan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.
Dua orang sukarelawan, Safiyah dan Steve, sangat menyambut baik program ini. Nantinya mereka akan menggunakan cara yang unik dalam membantu pengajaran Bahasa Inggris.
Safiyah yang berasal dari negara bagian North Carolina ditugaskan mengajar di Madrasah Aliyah Negeri Magelang. Sedangkan Steve yang berasal dari negara bagian Maryland ditugaskan untuk mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung.
"Saya sangat senang dengan tugas ini. Saya pikir ini adalah cara yang bagus untuk belajar tentang dunia yang sangat berbeda dengan dari mana saya berasal," ujar Safiyah.
Sementara Stevenson mengatakan, " Saya pikir ini kesempatan yang bagus (bagi saya) untuk belajar budaya Indonesia, dan bagi masyarakat Indonesia untuk belajar tentang Amerika. Karena dua negara ini terpisah sangat jauh secara geografis, maka ini adalah kesempatan yang bagus bagi pertukaran budaya."
Program ETA sepenuhnya didanai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Untuk pengaturan teknis program ini, AMINEF memiliki mitra kerja utama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama Indonesia.
Selain bertujuan untuk membantu guru Bahasa Inggris dan siswa, para sukarelawan juga diharapkan dapat belajar tentang kebudayaan Indonesia yang beragam dan mengedukasi mengenai kebudayaan Amerika Serikat.
Setelah tinggal selama 9 bulan di Indonesia, nantinya mereka diharapkan dapat memahami kebudayaan dan masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, setelah kembali ke Amerika Serikat, para sukarelawan ini diharapkan dapat meluruskan pandangan-pandangan yang salah tentang Indonesia yang berkembang di negara Paman Sam tersebut.