Para pemimpin dunia ingin membatasi apa yang diakibatkan perang di Suriah di luar negara itu. Khususnya, eksodus manusia yang sangat memberatkan ke negara-negara tetangganya dan Eropa. Mereka akan membahas masalah itu pada dua KTT yang terfokus pada pengungsi. Sekjen PBB Ban Ki-moon akan memimpin pertemuan pertama hari Senin.
"Lebih banyak negara harus menampung lebih banyak orang yang terpaksa mengungsi. Lebih banyak negara harus mengakui manfaat migrasi. Semua orang, di mana pun berada, harus menentang sikap bermusuhan yang dihadapi banyak pengungsi, migran dan komunitas minoritas,” kata Ban Ki-moon.
Presiden Barack Obama akan memimpin KTT kedua, Selasa (20/9).
"Kami memperkirakan KTT ini akan menghasilkan komitmen baru yang signifikan dan berkelanjutan terhadap seruan-seruan kemanusiaan PBB, program-program penempatan pengungsi yang diperluas, atau jalur-jalur hukum alternatif untuk penerimaan pengungsi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Sheba Crocker.
Namun ada keraguan bahwa kedua KTT itu akan dapat memperbaiki situasi menyangkut hampir lima juta warga Suriah yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka.
"Satu-satunya cara mengatasi krisis Suriah adalah melalui kesepakatan politik. Saya yakin akan ada pembicaraan mengenai itu di sidang Majelis Umum. Namun, Vladimir Putin tidak datang ke New York, dan jika Putin tidak di sini, kita tidak bisa melangsungkan pembicaraan serius mengenai Suriah,” kata Richard Gowan adalah pengamat masalah Suriah dari Universitas Columbia.
AS dan Rusia, sebelumnya bulan ini, mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Suriah. Kedua negara juga berencana untuk berkerjasama melawan teroris, termasuk ISIS. Apakah kesepakatan itu berhasil atau gagal dijalankan kemungkinan akan menentukan pembicaraan di New York.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sidang tingkat tinggi, Rabu, yang dimaksudkan untuk menyorot Suriah, namun itu diperkirakan tidak akan membuahkan hasil yang menjanjikan.
“Kenyataannya adalah keputusan mengenai Suriah dibuat di Washington, Moskow dan Iran –bukan di Dewan Keamanan,” imbuh Gowan.
Sisa waktu pekan ini pada sidang Majelis Umum PBB akan didominasi pidato para pemimpin dunia. Sejumlah nama besar seperti Vladimir Putin, Xi Jinping, dan Angela Merkel akan absen. Ini merupakan kali terakhir Obama menghadiri pertemuan internasional sebagai presiden AS, dan pidatonya diperkirakan akan menjabarkan berbagai kebijakan multilateral semasa kepemimpinannya.
Ini juga merupakan sidang Majelis Umum terakhir bagi Ban Ki-moon sebagai sekjen PBB. Masa jabatan satu dekadenya akan berkahir 31 Desember. [ab/lt]