Turki mengatakan, dua lagi tentaranya tewas dalam serangan pemerintah Suriah di baratlaut negara itu, Rabu (4/3) sementara bentrokan antara pasukan Turki dan pasukan Suriah yang masih berlanjut semakin banyak menjatuhkan korban jiwa.
Turki mengirim ribuan tentaranya ke kawasan tersebut untuk mendukung pertahanan pemberontak Suriah, namun tidak mampu menahan serangan pemerintah Suriah yang didukung Rusia untuk mengambil alih provinsi Idlib.
Idlib, yang terletak di dekat perbatasan Turki, merupakan kubu pertahanan terakhir pemberontak dalam perang Suriah yang telah berlangsung selama sembilan tahun.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, enam tentara cedera dalam serangan terakhir yang dilakukan pemerintah Suriah. Pernyataan itu tidak memberikan penjelasan lebih rinci.
Serangan itu terjadi saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan berkunjung ke Moskow untuk menegosiasikan gencatan senjata di Suriah bersama Presiden Vladimir Putin.
Ketegangan antara pasukan Turki dan Suriah di Suriah barat laut telah menewaskan lebih dari 50 tentara bulan lalu, termasuk 33 tentara yang tewas dalam serangan udara Kamis lalu.
Moskow menyalahkan Ankara atas meningkatnya kekerasan di Suriah menjelang pertemuan antara kedua mediator itu.
Pejabat Rusia mengatakan, mereka meminta Turki bertanggung jawab atas gagalnya perjanjian gencatan senjata yang telah dicapai sebelumya di Sochi, Rusia, pada tahun 2018. Mereka mengatakan, Turki gagal dalam menaati perjanjian itu dan mengendalikan militan yang terus menerus menyerang target Suriah dan Rusia. [lj/ab]