BERLIN —
Mayoritas orang di seluruh dunia yakin korupsi telah memburuk pada dua tahun terakhir dan mereka melihat pemerintah-pemerintah menjadi kurang efektif dalam melawan korupsi sejak krisis keuangan 2008, menurut sebuah survei dari organisasi Transparansi Internasional yang dilaporkan Selasa (9/7).
“Barometer Korupsi Global” merupakan survei terbesar yang pernah dilakukan oleh lembaga pengawas berbasis di Berlin, yang melibatkan 114.000 responden di 107 negara mengenai korupsi dan lembaga mana yang dianggap paling korup.
Survei tersebut menemukan bahwa di seluruh dunia, partai-partai politik merupakan lembaga yang dianggap paling korup, memiliki nilai 3,8 dalam skala 1 yang “sama sekali tidak korup” sampai 5 yang berarti “sangat korup.”
Hanya 23 persen dari mereka yang disurvei yakin bahwa upaya-upaya pemerintah untuk melawan korupsi adalah efektif, turun dari 32 persen pada 2008.
“Para politisi harus melakukan banyak hal untuk mengembalikan kepercayaa,” ujar Transparansi Internasional dalam rilis berita.
“Survei Barometer menunjukkan adanya krisis kepercayaan dalam politik dan kekhawatiran nyata mengenai kapasitas lembaga-lembaga yang bertanggung jawab membawa mengadili para kriminal.”
Lembaga paling korup kedua dalam skala global adalah polisi dengan skor 3,7. Tiga kategori lembaga – pejabat publik/pegawai negeri sipil, parlemen/lembaga legislatif dan lembaga yudikatif – ada pada peringkat berikutnya dengan skor sama 3,6.
“Para aktor yang seharusnya mengelola negara dan menegakkan hukum ternyata dilihat paling korup, yang telah menyalahgunakan posisi kekuasaan mereka dan bertindak atas kepentingan pribadi daripada warga negara yang seharusnya mereka wakili dan layani,” menurut Transparansi Internasional.
Media tidak terlalu buruk prestasinya, ada di posisi sembilan dari 12 lembaga, dengan skor 3,1, namun dianggap paling korup di Australia dan Inggris. Sekitar 69 persen responden mengatakan media merupakan lembaga paling korup di Inggris, naik dari 39 persen tiga tahun lalu.
“Lonjakan yang sangat tajam ini sebagian besar disebabkan oleh serangkaian skandal terkait penyadapan telepon dan konsentrasi kepemilikan media,” ujar Robert Barrington, kepala Transparansi Internasional di Inggris.
Survei tersebut menunjukkan bahwa sektor usaha/swasta dan pelayanan medis dan kesehatan mendapat skor 3,3 dalam barometer korupsi, sementara sistem pendidikan ada di tempat berikutnya dengan skor 3,2.
Lembaga militer dilihat sebagai lembaga terkorup kesepuluh di seluruh dunia dengan 2,9, disusul oleh LSM pada peringkat kesebelas dengan 2,7 dan lembaga keagamaan pada peringkat terakhir dengan 2,6.
Transparansi Internasional mencatat bahwa meski lembaga agama berada di peringkat terakhir, di beberapa negara ia dianggap sangat korup, terutama di Israel, Jepang, Sudan dan Sudan Selatan, dengan skor di atas 4.
Transparansi Internasional merupakan sebuah organisasi global yang berkampanye melawan korupsi. Lembaga ini memiliki 90 kantor di seluruh dunia dan berupaya meningkatkan kesadaran akan efek merusak dari korupsi dan bekerja untuk mengembangkan dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk mengatasinya. (Reuters/Erik Kirschbaum)
“Barometer Korupsi Global” merupakan survei terbesar yang pernah dilakukan oleh lembaga pengawas berbasis di Berlin, yang melibatkan 114.000 responden di 107 negara mengenai korupsi dan lembaga mana yang dianggap paling korup.
Survei tersebut menemukan bahwa di seluruh dunia, partai-partai politik merupakan lembaga yang dianggap paling korup, memiliki nilai 3,8 dalam skala 1 yang “sama sekali tidak korup” sampai 5 yang berarti “sangat korup.”
Hanya 23 persen dari mereka yang disurvei yakin bahwa upaya-upaya pemerintah untuk melawan korupsi adalah efektif, turun dari 32 persen pada 2008.
“Para politisi harus melakukan banyak hal untuk mengembalikan kepercayaa,” ujar Transparansi Internasional dalam rilis berita.
“Survei Barometer menunjukkan adanya krisis kepercayaan dalam politik dan kekhawatiran nyata mengenai kapasitas lembaga-lembaga yang bertanggung jawab membawa mengadili para kriminal.”
Lembaga paling korup kedua dalam skala global adalah polisi dengan skor 3,7. Tiga kategori lembaga – pejabat publik/pegawai negeri sipil, parlemen/lembaga legislatif dan lembaga yudikatif – ada pada peringkat berikutnya dengan skor sama 3,6.
“Para aktor yang seharusnya mengelola negara dan menegakkan hukum ternyata dilihat paling korup, yang telah menyalahgunakan posisi kekuasaan mereka dan bertindak atas kepentingan pribadi daripada warga negara yang seharusnya mereka wakili dan layani,” menurut Transparansi Internasional.
Media tidak terlalu buruk prestasinya, ada di posisi sembilan dari 12 lembaga, dengan skor 3,1, namun dianggap paling korup di Australia dan Inggris. Sekitar 69 persen responden mengatakan media merupakan lembaga paling korup di Inggris, naik dari 39 persen tiga tahun lalu.
“Lonjakan yang sangat tajam ini sebagian besar disebabkan oleh serangkaian skandal terkait penyadapan telepon dan konsentrasi kepemilikan media,” ujar Robert Barrington, kepala Transparansi Internasional di Inggris.
Survei tersebut menunjukkan bahwa sektor usaha/swasta dan pelayanan medis dan kesehatan mendapat skor 3,3 dalam barometer korupsi, sementara sistem pendidikan ada di tempat berikutnya dengan skor 3,2.
Lembaga militer dilihat sebagai lembaga terkorup kesepuluh di seluruh dunia dengan 2,9, disusul oleh LSM pada peringkat kesebelas dengan 2,7 dan lembaga keagamaan pada peringkat terakhir dengan 2,6.
Transparansi Internasional mencatat bahwa meski lembaga agama berada di peringkat terakhir, di beberapa negara ia dianggap sangat korup, terutama di Israel, Jepang, Sudan dan Sudan Selatan, dengan skor di atas 4.
Transparansi Internasional merupakan sebuah organisasi global yang berkampanye melawan korupsi. Lembaga ini memiliki 90 kantor di seluruh dunia dan berupaya meningkatkan kesadaran akan efek merusak dari korupsi dan bekerja untuk mengembangkan dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk mengatasinya. (Reuters/Erik Kirschbaum)