Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menyatakan sulit untuk menetapkan kerangka waktu bagi pemulangan warga Muslim Rohingya ke negara bagian Rakhine karena negaranya memerlukan kerjasama dari negara tujuan mereka mengungsi, Bangladesh.
Suu Kyi menyampaikan pandangannya itu dalam ceramah hari Selasa (21/8), di tengah-tengah kunjungan kerja empat harinya ke Singapura. Ceramah itu merupakan tinjauan terhadap dua tahun masa kekuasaannya dan menyentuh berbagai pokok bahasan.
Di antara yang dibahas adalah perkembangan demokrasi serta krisis Rakhine, di mana 700 ribu warga Muslim Rohingya lari dari sana untuk menghindari operasi brutal yang dilancarkan militer Myanmar terhadap pemberontak.
Suu Kyi mengatakan Myanmar bekerja bersama Bangladesh, dan telah memetakan beberapa lokasi umum untuk permukiman warga Rohingya yang kembali. Ia mengatakan pemilihan waktu bagi hal tersebut juga tergantung pada Bangladesh. [uh/ab]