Pemimpin Myanmar yang terpojok, Aung San Suu Kyi, menyerukan persatuan nasional Kamis (12/10) dan mengatakan, dia telah membentuk sebuah komite yang akan mengkoordinasikan semua bantuan internasional dan lokal di negara bagian Rakhine yang dilanda kekerasan.
Lebih dari 500.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari negara bagian itu ke Bangladesh – tetangga Myanmar - sejak 25 Agustus, ketika pasukan keamanan menanggapi serangan kelompok militan Rohingya dengan tindakan keras dan luas terhadap minoritas Muslim yang telah lama dipersekusi. Banyak rumah terbakar habis. PBB kekerasan yang terjadi sebagai 'pembersihan etnis'.
Suu Kyi mengakui dalam sebuah pidato di televisi pemerintah bahwa negaranya dikecam luas atas krisis pengungsi itu, dan menyerukan persatuan dalam menangani masalah itu. Dia mengatakan, pemerintahnya sedang mengadakan pembicaraan dengan Bangladesh atas ‘mereka yang sekarang berada di Bangladesh’. Dia tidak memberi rincian, namun beberapa pejabat mengatakan, mereka harus dapat menunjukkan KTP, sedangkan yang memiliki KTP hanya sedikit.
Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian dan mantan tahanan politik, telah banyak dikritik oleh banyak pihak di luar Myanmar, karena tidak berbicara atas nama Rohingya. [ps/al]