STOCKHOLM —
Lagu yang mengundang, kostum mencolok dan sepatu bot mengilap yang membuat ABBA menjadi fenomena global, serta barang-barang lainnya, ditampilkan di sebuah museum baru yang didedikasikan untuk kelompok musik asal Swedia tersebut.
Pameran permanen di gedung musik pop Swedia di Stockholm itu dibuka minggu ini dan pihak penyelenggara berharap tempat itu akan menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahun untuk bernostalgia.
Para pengunjung dapat menyanyikan lagu-lagu hit ABBA di samping hologram-hologram berukuran nyata anggota kelompok tersebut, kemudian mengunduh foto-fotonya ke dalam akun laman mereka.
“Saya akan tertarik, bahkan jika saya membenci ABBA, untuk mengetahui sejarahnya,” ujar mantan anggota ABBA Bjorn Ulvaeus, Senin (6/5) di museum tersebut.
Ulvaeus, sekarang sudah menjadi kakek berusia 68 tahun, menyangkal gosip bahwa pembukaan museum akan menjadi ajang reuni bagi band tersebut.
"Kita tidak pernah dan tidak akan bersatu kembali,” ujarnya.
ABBA, terdiri dari Ulvaeus, Agnetha Faltskog, Anni-Frid Lyngstad dan Benny Andersson, terlempar ke ketenaran ketika menang kontes lagu Eurovision pada 1974 lewat lagu "Waterloo".
Untuk membangkitkan masa kejayaan mereka, museum tersebut memiliki lantai disko 1970an untuk melatih gerakan pengunjung, audisi rekaman untuk anggota “kelima” band tersebut dan kesempatan untuk duduk di dalam helikopter yang ditampilkan dalam sampul album "Arrival".
Setelah ABBA bubar, Ulvaeus menjadi pengusaha dan membantu memproduksi musikal "Mamma Mia!" yang sangat sukses dan kemudian dijadikan film layar lebar. Ia merupakan anggota ABBA utama di belakang peluncuran museum ini.
ABBA merupakan salah satu ekspor Swedia tertinggi dengan lagu-lagu populer seperti "Dancing Queen" dan "Gimme! Gimme! Gimme! (A Man After Midnight)".
Kelompok ini menjual 370 juta keping album secara total dan menjadi bagian tradisi musik pop Swedia yang kaya yang termasuk Roxette, Ace of Base, Europe and Kent.
Namun museum itu perlu waktu lama untuk diwujudkan. Rencana terpisah untuk museum ABBA dibatalkan pada 2008.
Stockholm terkena demam ABBA menjelang pembukaan museum ini. Para pengunjung di bandar udara internasional disapa dengan gambar-gambar ukuran sebenarnya dari kelompok tersebut, serta boneka-boneka yang menari.
Ban berjalan untuk bagasi memiliki tulisan besar "Gimme Gimme Gimme" di sisi-sisinya.
"Saya berjalan mengelilingi museum ini bersama Frida kemarin dan ia meneteskan air mata,” ujar direktur museum Ingmarie Halling, mantan penata kostum dan rambut ABBA dari 1977 sampai 1980. (Reuters/Alistair Scrutton)
Pameran permanen di gedung musik pop Swedia di Stockholm itu dibuka minggu ini dan pihak penyelenggara berharap tempat itu akan menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahun untuk bernostalgia.
Para pengunjung dapat menyanyikan lagu-lagu hit ABBA di samping hologram-hologram berukuran nyata anggota kelompok tersebut, kemudian mengunduh foto-fotonya ke dalam akun laman mereka.
“Saya akan tertarik, bahkan jika saya membenci ABBA, untuk mengetahui sejarahnya,” ujar mantan anggota ABBA Bjorn Ulvaeus, Senin (6/5) di museum tersebut.
Ulvaeus, sekarang sudah menjadi kakek berusia 68 tahun, menyangkal gosip bahwa pembukaan museum akan menjadi ajang reuni bagi band tersebut.
"Kita tidak pernah dan tidak akan bersatu kembali,” ujarnya.
ABBA, terdiri dari Ulvaeus, Agnetha Faltskog, Anni-Frid Lyngstad dan Benny Andersson, terlempar ke ketenaran ketika menang kontes lagu Eurovision pada 1974 lewat lagu "Waterloo".
Untuk membangkitkan masa kejayaan mereka, museum tersebut memiliki lantai disko 1970an untuk melatih gerakan pengunjung, audisi rekaman untuk anggota “kelima” band tersebut dan kesempatan untuk duduk di dalam helikopter yang ditampilkan dalam sampul album "Arrival".
Setelah ABBA bubar, Ulvaeus menjadi pengusaha dan membantu memproduksi musikal "Mamma Mia!" yang sangat sukses dan kemudian dijadikan film layar lebar. Ia merupakan anggota ABBA utama di belakang peluncuran museum ini.
ABBA merupakan salah satu ekspor Swedia tertinggi dengan lagu-lagu populer seperti "Dancing Queen" dan "Gimme! Gimme! Gimme! (A Man After Midnight)".
Kelompok ini menjual 370 juta keping album secara total dan menjadi bagian tradisi musik pop Swedia yang kaya yang termasuk Roxette, Ace of Base, Europe and Kent.
Namun museum itu perlu waktu lama untuk diwujudkan. Rencana terpisah untuk museum ABBA dibatalkan pada 2008.
Stockholm terkena demam ABBA menjelang pembukaan museum ini. Para pengunjung di bandar udara internasional disapa dengan gambar-gambar ukuran sebenarnya dari kelompok tersebut, serta boneka-boneka yang menari.
Ban berjalan untuk bagasi memiliki tulisan besar "Gimme Gimme Gimme" di sisi-sisinya.
"Saya berjalan mengelilingi museum ini bersama Frida kemarin dan ia meneteskan air mata,” ujar direktur museum Ingmarie Halling, mantan penata kostum dan rambut ABBA dari 1977 sampai 1980. (Reuters/Alistair Scrutton)