Sejumlah keluarga menanti dan berharap cemas melihat tim SAR hari Minggu (7/2) bekerja keras mengeluarkan korban yang selamat dari puing-puing apartemen yang ambruk sehari sebelumnya akibat gempa dahsyat yang mengguncang bagian selatan Taiwan dan menewaskan sedikitnya 26 orang. Lebih dari 100 orang masih berada di bawah timbunan reruntuhan itu.
Pemerintah lokal di Tainan – kota yang paling parah dilanda gempa itu – mengatakan lebih dari 170 orang berhasil diselamatkan dari gedung berlantai 17 yang ambruk seperti akordion akibat dihantam gempa.
Mao Yi-Chen yang berusia 20 tahun diselamatkan tak lama setelah gempa berkekuatan 6,4 itu menghantam Sabtu pagi (6/2), dan kakaknya Mao Yi-hsuan diselamatkan dari puing-puing hari Minggu dalam kondisi serius. Seorang anggota tim SAR menyerahkan album foto dan kartu-kartu yang ditemukan di dekat Mao Yi-hsuan supaya bisa diambil keluarganya. Wang mengatakan “mungkin rumah kami hancur tetapi kenangan tentang keluarga kami akan abadi”.
Musim libur panjang pada Tahun Baru China – musim libur paling penting dalam kalender China – secara resmi baru akan dimulai hari Senin (8/2), tetapi perayaan di Taiwan tentunya akan kurang meriah. Presiden Ma Ying-jeou dan presiden yang baru terpilih Tsai Ing-wen membatalkan rencana membagikan amplop berisi uang, yang merupakan bagian dari tradisi para pemimpin di Taiwan.
Walikota Tainan Lai Ching-te mengatakan pihak berwenang memperkirakan ada 124 orang yang masih terjebak di antara puing-puing reruntuhan gedung itu, sebagian besar berada di bagian paling bawah reruntuhan.
Ditambahkannya, tim SAR berhasil menyelamatkan korban yang masih hidup setelah menerima informasi dari warga yang selamat dan memperkirakan lokasi mereka yang masih terjebak.
Taiwan sering dihantam gempa bumi, tetapi umumnya berkekuatan rendah dan hanya menimbulkan sedikit atau bahkan sama sekali tidak menimbulkan kerusakan.
Gempa bumi dahsyat terakhir yang mengguncang Taiwan terjadi tahun 1999 dengan kekuatan 7,6 dan menewaskan lebih dari 2.300 orang. [em/ii]