Perusahaan Takata asal Jepang telah sepakat untuk mengakui salah akan tindak kriminal dan membayar denda $1 Milyar karena menyembunyikan cacat pada kantung udara produksinya yang telah menyebabkan penarikan terbesar terkait keamanan kendaraan di Amerika Serikat.
Kantor kejaksaan AS di Detroit, Michigan mengumumkan kesepakatan atas pengakuan yang dibuat hari Jum’at, pada hari yang sama kantor kejaksanaan juga akan mengumumkan tuduhan dewan juri terhadap tiga mantan eksekutif Takata.
Penyelesaian sengketa ini mewajibkan Takata untuk membayar denda kriminal sebesar $25 juta, $125 juta pada semua individu yang terluka akibat cacat pada kantung udara, dan $850 juta untuk kompensasi kepada produsen mobil atas biaya-biaya masif terkait penarikan produk.
Perusahaan tersebut juga akan diwajibkan untuk mereformasi yang akan diawasi oleh sebuah lembaga pemantau independen selama tiga tahun.
Departemen Kehakiman menuduh Takata menyerahkan laporan tes palsu kepada para produsen mobil untuk menutup-nutupi masalah terkait dengan pompa pada kantung udaranya. Pompa pada kantung udara diketahui meledak di bawah tekanan tinggi, yang melontarkan serpihan-serpihan tajam ke seluruh bagian mobil.
Pompa yang cacat ini telah mengakibatkan tewasnya 16 orang, dimana 11 di antaranya terjadi di AS. Lebih dari 180 lainnya terluka akibat ledakan kantung udara tersebut.
Para pejabat AS mengatakan penarikan produk akhirnya akan mempengaruhi lebih dari 40 juta kendaraan yang beroperasi di AS.
Keseluruhan dari tiga eksekutif Taka yang dikenai tuduhan di Amerika Serikat tinggal di Jepang, dan mereka telah diskors oleh Takata tahun lalu. Para penuntut di AS mengatakan mereka akan bekerja sama dengan pihak otoritas Jepang untuk mencoba mengekstradisi mereka ke Amerika Serikat untuk menghadapi pengadilan.
Takata akan dijual tahun ini kepada pemasok industri mobil lain atau investor yang akan melakukan restrukturisasi terhadap perusahaan. Harga saham Takat meningkat dalam perdagangan di Jepang setelah berita adanya penyelesaian sengketa tersebar. [ww]