Kelompok Taliban di Afghanistan kembali mengancam akan mengganggu pemilihan presiden yang akan diadakan hari Sabtu (28/9), meskipun misi bantuan PBB mendesak pemberontak itu supaya jangan menyerang warga sipil dalam menjalankan hak demokrasinya.
“Emirat Islam”, nama yang dipakai oleh Taliban, memerintahkan semua pejuangnya untuk menghambat proses pemilihan ini dengan menggunakan segala cara,” kata kelompok Taliban.
Pernyataan itu menyerukan supaya warga Afghanistan tinggal di rumah masing-masing untuk menghindari risiko cedera.
Taliban telah mengklaim beberapa serangan yang berhubungan dengan pemilu itu, termasuk di propinsi Parwan yang menewaskan 30 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya dalam rapat umum yang diadakan oleh Presiden Ashraf Ghani.
Serangan Taliban belum lama ini atas sebuah kantor intelijen Afghanistan di propinsi Zabul menghancurkan sebuah rumah sakit yang terletak didekatnya dan menewaskan 25 warga sipil.
Sebuah laporan BBC mendapati bahwa rata-rata 74 warga sipil terbunuh tiap hari di Afghanistan dalam bulan Agustus saja.
“Kami bisa mengukuhkan bahwa terjadi 611 serangan yang menewaskan 2.307 orang,” kata laporan BBC itu. (ii/me)