Otoritas de facto Taliban telah mengumumkan pembukaan kembali universitas negeri di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan di beberapa kota lainnya. Tetapi, hanya siswa laki-laki yang diizinkan masuk.
“Menurut keputusan Dewan Tertinggi untuk Pendidikan Tinggi,” menurut pernyataan singkat dari Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban, “siswa laki-laki di lembaga pendidikan tinggi pemerintah di provinsi-provinsi yang lebih dingin secara resmi akan dimulai dari 6 Maret tahun ini.”
Sekolah dan universitas tutup untuk libur musim dingin setiap tahun di sekitar 24 dari 34 provinsi di Afghanistan.
Taliban melarang pendidikan tinggi untuk perempuan pada tahun lalu. Alasan mereka, kelas untuk perempuan tidak dipisah, sesuai aturan agama, di bawah pemerintah sebelumnya yang didukung oleh Amerika Serikat.
Sejak merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban juga menutup sekolah menengah untuk perempuan, dan menyatakan penutupan bersifat sementara.
"Taliban kehabisan waktu dalam membuat keputusan untuk membuka kembali sekolah menengah untuk murid perempuan, dan universitas," kata Orzala Nemat, aktivis Afghanistan dan peneliti di Program Studi Asia dan Afrika di Universitas London. "Ini adalah tuntutan yang diajukan publik, para tetua wilayah, ahli agama dan bahkan sebagian anggota (Taliban) sendiri merasa malu untuk mendukung keputusan yang tidak adil dan tidak Islamis ini."
Afghanistan adalah satu-satunya negara di mana perempuan dan anak perempuan secara resmi tidak boleh bersekolah dan bekerja, menurut organisasi hak asasi manusia. [ka/jm/rs]
Forum