Kelompok Taliban di Afghanistan menuntut pembebasan seorang anggota jaringan militan Haqqani bersama sejumlah pemberontak lainnya yang ditahan sebagai imbalan pembebasan seorang dosen Amerika dan sejawatnya dari Australia, yang diculik dua tahun lalu. Pernyataan Taliban itu disampaikan secara tertulis hari Selasa (14/8).
Kevin King (60 tahun) warga AS dan Timothy Weeks (48 tahun) dari Australia, mengajar di American University di Kabul, Afghanistan, sebelum sekelompok bersenjata menculik mereka dekat kampus pada Agustus 2016, dan kemudian menyandera mereka.
"Kami yakin mereka diculik oleh jaringan Haqqani, dan alasan kami meyakini itu adalah karena para penculik menuntut pembebasan salah seorang anggota jaringan Haqqani yang ditahan pemerintah Afghanistan setelah penculikan itu,” kata Kenneth Holland, rektor American University di Afghanistan.
Holland tampaknya merujuk pada Annas Haqqani, seorang tahanan yang saat ini sedang menunggu pelaksanaan hukuman mati. Annas Haqqani adalah putra termusa Jalaluuddin Haqqani, pendiri jariangan Haqqani. Amerika Serikat telah menyatakan, jaringan itu merupakan kelompok teroris global.
Holland berbicara kepada wartawan di Kabul terkait peringatan dua tahun penculikan King dan Weeks. Ia kembali menyerukan kepada para pemberontak untuk segera membebaskan kedua dosen Bahasa Inggris itu.
Holland mengatakan, universitasnya telah melihat sejumlah video yang dibuat para penculik, namun mereka tidak mempunyai banyak informasi mengenai di mana King dan Weeks ditahan. [ab/uh]