Sedikitnya satu orang tewas, 14 ditemukan dalam kondisi luka-luka, sementara 60 lainnya masih terperangkap dalam musibah ambruknya penambangan emas tanpa izin (PETI) di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Selasa malam (26/2).
Upaya evakuasi yang sempat dihentikan, dimulai kembali Rabu pagi (27/2). Tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, Palang Merah Indonesia PMI, dibantu masyarakat setempat telah memenuhi lokasi musibah di desa Bakan, kecamatan Lolayan, kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Hingga laporan ini disampaikan 15 orang berhasil dievakuasi, dimana salah seorang diantaranya berada dalam kondisi meninggal dunia, 14 lainnya luka-luka. “Ke-14 orang ini mengalami luka ringan dan luka berat. Mereka kini berada di RSU Kotamobagu,” ujar Abdul Muin Paputungan, Kasi Tanggap Darurat BPBD Sulawesi Utara kepada VOA.
Menurut informasi dari sejumlah saksi mata, puluhan orang yang sedang menambang emas terperangkap ketika tiang dan papan penyangga lubang galian patah. Kondisi tanah yang labil dan banyak lubang galian tambang memperburuk situasi.
“Personel tambahan terus berdatangan membantu proses evakuasi. Kami sangat berharap korban yang masih tertimbun dapat dievakuasi dalam kondisi selamat,” ujar Abdul Muin.
Ambruknya tambang ini bukan yang pertama kali. Pada 3 Juni 2018 lalu, tambang lain di desa yang sama juga ambruk dan membuat puluhan penambang liar tertimbun. Enam penambang tewas dalam insiden itu. [em]