Pasukan Amerika Serikat (AS) Selasa (21/11) menyerang proksi yang didukung Iran, yang sehari sebelumnya meluncurkan rudal balistik jarak dekat ke pangkalan udara Al Asad di Irak. Serangan itu melukai delapan personel AS dan menimbulkan kerusakan kecil pada infrastruktur pangkalan itu.
Ini adalah pertama kalinya rudal balistik diluncurkan terhadap pasukan AS di Timur Tengah sejak terjadinya peningkatan serangan pada 17 Oktober, dan pertama kalinya pasukan AS membalas serangan ke Irak.
Komando Pusat AS mengatakan pasukan AS berhasil menemukan sebuah kendaraan milisi yang didukung Iran dan sejumlah personel yang terlibat dalam serangan tersebut. Sebagai tindakan pembalasan, sebuah pesawat tempur AC-130 kemudian melakukan "serangan pertahanan diri" yang menewaskan beberapa penyerang.
Dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada VOA, sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021, proksi yang didukung Iran telah menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah setidaknya 150 kali. Sementara sejak 17 Oktober lalu, terjadi lebih dari 60 serangan roket dan pesawat tak berawak terhadap pasukan AS.
Menurut pihak militer, sebagian besar serangan tersebut berhasil digagalkan oleh militer Amerika atau gagal mencapai target mereka, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan infrastruktur. Namun, beberapa serangan telah melukai puluhan personel militer AS. Cedera yang dialami beragam, mulai dari cedera otak traumatis hingga cedera ringan seperti pecahan peluru atau gendang telinga yang berlubang. Para pejabat mengatakan personel yang luka-luka itu telah kembali bertugas.
Seorang kontraktor AS di Pangkalan Udara al-Asad di Irak mengalami serangan jantung dan meninggal dunia ketika berlindung di tempat yang aman ketika ada peringatan palsu akan adanya serangan udara.
Timur Tengah telah menjadi kotak api sejak Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan teroris ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menyandera sekitar 200 orang lainnya. Serangan balasan dan serangan darat Israel telah menyebabkan ribuan orang tewas.
AS telah meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut untuk melindungi sekitar 2.500 tentara AS di Irak dan 900 tentara di Suriah serta untuk mencegah aktor-aktor jahat, termasuk Iran, Houthi dan Hizbullah serta milisi proksi yang didukung oleh Iran, agar tidak memperluas konflik Israel-Hamas.
Serentetan serangan dari militan yang didukung Iran pada bulan Maret menewaskan seorang kontraktor AS di Suriah, menyebabkan cedera otak traumatis pada 23 personel militer dan melukai 25 personel militer AS, menurut Pentagon.
Pentagon menanggapi dengan serangan udara terhadap fasilitas-fasilitas yang didukung Iran di Suriah, sama seperti serangan-serangan yang dilakukan oleh pasukan AS dalam beberapa minggu terakhir.
Terakhir kali Iran atau proksi yang didukung Iran menggunakan rudal balistik terhadap pasukan AS di Irak adalah pada 2020 setelah serangan AS di Irak yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani. [em/lt]
Forum