Para pembantu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mereka meyakini ia telah membuat kemajuan dalam membujuk negara-negara Barat yang berpengaruh agar berbuat lebih banyak untuk menangkis pengaruh Iran di Timur Tengah, dan membendung ambisi militer Teheran di kawasan tersebut. Lawatannya ke Eropa Barat berlangsung di tengah-tengah munculnya pernyataan keberatan atas keputusan Amerika keluar dari perjanjian nuklir Iran.
Para pembantu Netanyahu mengatakan, lawatan empat hari PM Israel itu ke Eropa, dan bertemu dengan para pemimpin nasional di Berlin, Paris dan London, merupakan tahap yang penting, dalam upaya membujuk para pemimpin Eropa agar bekerjasama dengan Israel mengenai isu-isu terkait pembuatan misil balistik dan stabilitas regional yang terkait dengan Iran.
Meskipun, lanjut mereka, ada perbedaan pendapat yang cukup besar mengenai perjanjian nuklir Iran dan tindakan Israel di Gaza. Mereka mengatakan lawatan itu merupakan bagian dari kampanye diplomatik jangka panjang untuk mengurangi perbedaan pendapat itu.
“Kami tidak berharap akan membuat perubahan pikiran sama sekali,” kata seorang diplomat Israel. “Tetapi kami perlahan-lahan mengubahnya dan berkenaan dengan isu-isu mengenai pembuatan misil balistik Iran serta campur tangan Teheran di kawasan dan pertahanan militer di Suriah serta ancaman terhadap Israel, kami mendapat pernyataan simpatik dari Kanselir Jerman Merkel, Presiden Perancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Theresa May.”
Lawatan Netanyahu berlangsung tidak lama setelah Presiden Amerika Donald Trump bulan lalu memutuskan untuk mundur dari perjanjian yang disepakati pendahulunya, Barack Obama, dengan Iran untuk membatasi program nuklir negara itu.
Para pemimpin Eropa telah membahas tanggapan mereka mengenai pemberlakuan kembali sanksi-sanksi Amerika terhadap Iran. [uh/ab]
