Seorang prajurit AS diyakini berada dalam tahanan Korea Utara setelah secara ilegal melintasi perbatasan yang memisahkan kedua Korea, Selatan dan Utara, di Wilayah Keamanan Bersama, atau JSA, pada hari Selasa (18/7).
“Seorang Prajurit AS dalam tur orientasi JSA dengan sengaja dan tanpa wewenang melintasi Garis Demarkasi Militer ke Republik Demokratik Rakyat Korea [DPRK]. Kami percaya kini dia berada dalam tahanan DPRK. Kami sedang berusaha dengan rekan-rekan KPA (Korean People Army) untuk menyelesaikan insiden ini,” kata seorang pejabat Pertahanan AS.
Komando PBB, pasukan militer multinasional yang ditempatkan di desa perbatasan untuk menjaga berhentinya Perang Korea, mengatakan, sedang berupaya dengan militer Korea Utara untuk “menyelesaikan insiden itu.
Prajurit yang dimaksud tiba-tiba melintasi utara garis demarkasi militer, perbatasan resmi, sekitar pukul setengah empat waktu setempat pada Selasa sore, menurut harian Korea Selatan, The Chosun Ilbo, yang mengutip sumber tanpa nama.
Tampaknya tidak ada baku tembak di kota perbatasan yang bersitegang itu, tempat tentara dari kedua Korea berjaga sepanjang waktu dan saling berhadapan.
Insiden itu terjadi sementara militer Korea Selatan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan dari Korea Utara, setelah kapal selam rudal balistik nuklir AS tiba di pelabuhan Busan, kota di Korea Selatan, pada hari yang sama.
Kedatangan kapal USS Kentucky, yang mampu meluncurkan rudal balistik Trident II dengan jangkauan 12.000 kilometer, merupakan tindakan sangat simbolis yang menandakan AS akan mendukung Korea Selatan jika terjadi serangan nuklir Korea Utara. [ps/ka]
Forum