Tentara Kenya masih terus menyisir mall Westgate yang besar itu lantai demi lantai.
Ekstremis Al-Shabab dari Somalia mengaku bertanggung jawab atas penguasaan mall ketika jam sibuk berbelanja hari Sabtu.
Kawanan laki-laki bersenjata berjalan dari satu toko ke toko, menembak para pembeli. Mereka juga menembaki sekelompok anak-anak di sebuah kelas memasak dan membunuh orang-orang di tempat parkir. Sedikitnya 62 orang tewas termasuk dua orang laki-laki bersenjata. Palang Merah menyebut jumlah korban tewas 69 orang.
Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Ole Lenku hari Senin (23/9) mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan keamanan berupaya menguasai pusat perbelanjaan Westgate dan melakukan upaya itu dengan sangat hati-hati guna menyelamatkan sejumlah sandera di dalam gedung itu.
“Saya ingin mengatakan proses ini berjalan sedikit lebih lama karena kami ingin memastikan agar orang-orang – baik anggota pasukan keamanan maupun sandera – jika masih ada di dalam gedung itu tetap aman,” kata Lenku.
Pemerintah Kenya mengatakan sekitar 10 – 15 orang bersenjata terlibat dalam serangan yang berawal Sabtu siang itu.
Kelompok militan Somalia Al Shabab yang terkait Al Qaeda telah mengklaim bertanggungjawab, dengan mengatakan serangan itu merupakan balasan terhadap operasi militer Kenya yang menarget militan di Somalia Selatan.
Dalam pesan kepada media Somalia, juru bicara Al Shabab Ali Mohamed Rage mengatakan pemimpin-pemimpin kelompok itu telah menghubungi para penyerang, dan mengingatkan bahwa mereka akan membunuh para sandera jika diserang.
Ali Mohamed Rage mengatakan telah memberi ijin kepada para penyerang untuk mengambil tindakan tegas terhadap para sandera jika mereka diserang. “Mereka bisa melakukan apapun terhadap para sandera itu”, tambah Rage.
Para pejabat Kenya mengatakan pasukan mereka telah menewaskan sedikitnya dua penyerang sejak serangan itu terjadi.
Panglima militer Kenya Kepala Staf Jendral Julius Karangi hari Senin mengatakan anggota kelompok yang menyerang terdiri dari warga berbagai negara, tapi ia tidak merinci negara mana saja.
“Kami juga mengetahui bahwa ini bukan sekedar peristiwa lokal. Kami sedang berjuang melawan teroris global dan kami memiliki cukup informasi inteljen tentang ini,” kata Karangi.
Sejak fajar, suara tembakan dan ledakan terus terdengar dari arah pusat perbelanjaan Westgate itu.
Setelah serangkaian ledakan keras pada siang hari Sabtu , asap hitam tebal membubung di atas pusat perbelanjaan itu. Belum jelas apa penyebab asap hitam itu, meskipun pemerintah mengklaim para penyerang telah membakar sejumlah kasur untuk mengalihkan perhatian.
Di Washington, Presiden AS Barack Obama mengatakan ia telah berbicara langsung dengan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, dan akan menyediakan bantuan apa saja yang dibutuhkan pasukan Kenya. Obama mengatakan ia yakin Kenya akan bangkit kembali. Ia menyebut Kenya sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Afrika.
Ekstremis Al-Shabab dari Somalia mengaku bertanggung jawab atas penguasaan mall ketika jam sibuk berbelanja hari Sabtu.
Kawanan laki-laki bersenjata berjalan dari satu toko ke toko, menembak para pembeli. Mereka juga menembaki sekelompok anak-anak di sebuah kelas memasak dan membunuh orang-orang di tempat parkir. Sedikitnya 62 orang tewas termasuk dua orang laki-laki bersenjata. Palang Merah menyebut jumlah korban tewas 69 orang.
Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Ole Lenku hari Senin (23/9) mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan keamanan berupaya menguasai pusat perbelanjaan Westgate dan melakukan upaya itu dengan sangat hati-hati guna menyelamatkan sejumlah sandera di dalam gedung itu.
“Saya ingin mengatakan proses ini berjalan sedikit lebih lama karena kami ingin memastikan agar orang-orang – baik anggota pasukan keamanan maupun sandera – jika masih ada di dalam gedung itu tetap aman,” kata Lenku.
Pemerintah Kenya mengatakan sekitar 10 – 15 orang bersenjata terlibat dalam serangan yang berawal Sabtu siang itu.
Kelompok militan Somalia Al Shabab yang terkait Al Qaeda telah mengklaim bertanggungjawab, dengan mengatakan serangan itu merupakan balasan terhadap operasi militer Kenya yang menarget militan di Somalia Selatan.
Dalam pesan kepada media Somalia, juru bicara Al Shabab Ali Mohamed Rage mengatakan pemimpin-pemimpin kelompok itu telah menghubungi para penyerang, dan mengingatkan bahwa mereka akan membunuh para sandera jika diserang.
Ali Mohamed Rage mengatakan telah memberi ijin kepada para penyerang untuk mengambil tindakan tegas terhadap para sandera jika mereka diserang. “Mereka bisa melakukan apapun terhadap para sandera itu”, tambah Rage.
Para pejabat Kenya mengatakan pasukan mereka telah menewaskan sedikitnya dua penyerang sejak serangan itu terjadi.
Panglima militer Kenya Kepala Staf Jendral Julius Karangi hari Senin mengatakan anggota kelompok yang menyerang terdiri dari warga berbagai negara, tapi ia tidak merinci negara mana saja.
“Kami juga mengetahui bahwa ini bukan sekedar peristiwa lokal. Kami sedang berjuang melawan teroris global dan kami memiliki cukup informasi inteljen tentang ini,” kata Karangi.
Sejak fajar, suara tembakan dan ledakan terus terdengar dari arah pusat perbelanjaan Westgate itu.
Setelah serangkaian ledakan keras pada siang hari Sabtu , asap hitam tebal membubung di atas pusat perbelanjaan itu. Belum jelas apa penyebab asap hitam itu, meskipun pemerintah mengklaim para penyerang telah membakar sejumlah kasur untuk mengalihkan perhatian.
Di Washington, Presiden AS Barack Obama mengatakan ia telah berbicara langsung dengan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, dan akan menyediakan bantuan apa saja yang dibutuhkan pasukan Kenya. Obama mengatakan ia yakin Kenya akan bangkit kembali. Ia menyebut Kenya sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Afrika.