Rudal menghantam Kyiv, Ibu kota Ukraina pada Jumat (25/2) ketika pasukan Rusia mendesak maju. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memohon kepada masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak, mengingat mengatakan sanksi yang diumumkan sejumlah negara sejauh ini tidak cukup.
Sirene serangan udara meraung di atas Kyiv di tengah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa sebuah pesawat Rusia telah ditembak jatuh dan menabrak sebuah gedung sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi yang mengejutkan dunia.
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pasukan Rusia akan memasuki daerah-daerah di luar Ibu Kota, Kyiv, pada Jumat (25/2) malam. Namun pasukan Ukraina mempertahankan posisi di empat titik terluar di kota tersebut meskipun kalah dalam jumlah.
Diperkirakan 100.000 orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Puluhan orang dilaporkan tewas. Pasukan Rusia merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di utara Kyiv saat mereka merangsek masuk ke kota tersebut dari Belarus.
Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia bertujuan untuk merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah, yang dianggap Putin sebagai boneka Amerika Serikat.
Zelenskyy mengatakan dia mengerti pasukan Rusia akan datang mencarinya, tetapi ia bersumpah untuk tetap tinggal di Kyiv.
"(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu," kata Zelenskyy dalam sebuah pesan video. "Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara."
"Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina."
Rusia melakukan invasi melalui darat, udara dan laut pada Kamis (24/2) menyusul deklarasi perang oleh Putin, dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Putin mengatakan Rusia sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri , sebuah tuduhan yang disebut Barat tidak berdasar. Dia juga mengatakan Ukraina adalah negara tidak sah yang tanahnya secara historis milik Rusia.
Pasukan Ukraina menjatuhkan sebuah pesawat musuh di atas Kyiv pada Jumat (24/2) pagi, yang kemudian menabrak sebuah bangunan tempat tinggal dan membakarnya, kata Anton Herashchenko, seorang penasihat menteri dalam negeri.
Tidak jelas apakah pesawat itu berawak atau mungkin rudal. Pemerintah Kota Kyiv mengatakan sedikitnya delapan orang terluka ketika benda itu menabrak sebuah blok apartemen.
"Serangan roket Rusia yang mengerikan di Kyiv," tulis Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba di Twitter. "Terakhir kali ibu kota kita mengalami hal seperti ini pada 1941 ketika diserang oleh Nazi Jerman."
Pihak berwenang mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung di Kota Sumy di timur laut.
Ditanya apakah dia khawatir tentang keselamatan Zelenskyy, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CBS: "Sepengetahuan saya, Presiden Zelenskyy tetap berada di Ukraina dengan jabatannya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di Ukraina, pejabat pemerintah dan lainnya."
Pengerahan Sanksi
Ukraina adalah sebuah negara demokratis berpenduduk 44 juta orang. Negara tersebut memilih merdeka saat Uni Soviet jatuh. Ukraina baru-baru ini juga tengah menjajaki untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan Uni Eropa, aspirasi yang membuat marah Moskow.
Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa menerapkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow pada awal pekan ini, termasuk langkah Jerman untuk menghentikan pipa gas senilai $11 miliar dari Rusia.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan tindakan blok itu sebagai "paket sanksi paling keras yang pernah kami terapkan."
China berada di bawah tekanan atas penolakannya untuk menyebut serangan Rusia sebagai invasi.
Presiden AS Joe Biden, berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan: "Setiap negara yang menyetujui agresi Rusia terhadap Ukraina akan ternoda oleh pengakuannya sendiri." Dia menolak berkomentar langsung tentang posisi China.
Dewan Keamanan PBB akan memberikan suara pada Jumat (25/2) pada rancangan resolusi yang akan mengutuk invasi Rusia dan membutuhkan penarikan segera Moskow. Namun, Moskow dapat memveto tindakan tersebut, dan tidak jelas bagaimana China akan memilih.
Rusia adalah salah satu produsen energi terbesar di dunia, dan baik Rusia maupun Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian utama. Perang dan sanksi akan mengganggu perekonomian di seluruh dunia.
Harga minyak melonjak hingga $2 per barel pada Jumat (25/2) karena pasar bersiap menghadapi dampak sanksi perdagangan terhadap eksporter minyak mentah utama Rusia.
Gandum berjangka AS mencapai level tertinggi dalam hampir 14 tahun, harga jagung naik mendekati angka tertinggi dalam delapan bulan dan kedelai meningkat di tengah kekhawatiran gangguan pasokan biji-bijian dari wilayah utama Laut Hitam.
Maskapai penerbangan juga menghadapi gangguan. Japan Airlines membatalkan penerbangan pada Kamis (24/2) malam ke Moskow dan Inggris menutup wilayah udaranya untuk operator Rusia. [ah/rs]