Tautan-tautan Akses

Terbitnya 'Abad Kegelapan yang Baru' di Turki Picu Keprihatinan


Jurnalis berkumpul di luar sebuah gedung pengadilan di Istanbul, Turki, untuk mendukung kolega mereka, jurnalis Bulent Mumay, yang ditahan sehubungan dengan investigasi atas percobaan kudeta yang gagal (27/7). (AP/Petros Karadjias)
Jurnalis berkumpul di luar sebuah gedung pengadilan di Istanbul, Turki, untuk mendukung kolega mereka, jurnalis Bulent Mumay, yang ditahan sehubungan dengan investigasi atas percobaan kudeta yang gagal (27/7). (AP/Petros Karadjias)

Kantor berita baik pemerintah maupun swasta di Turki melaporkan bahwa pemerintah Turki menutup 45 harian, 23 stasiun radio, 16 saluran televisi, dan tiga kantor berita.

Dua organisasi advokasi Amerika mengecam Turki, Rabu (27/7), karena meningkatkan kampanye untuk memberangus jurnalis dan media yang dicurigai memiliki hubungan dengan perencana kudeta militer 15 Juli lalu.

Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ), sebuah kelompok advokasi media berbasis di New York, dan Freedom House, sebuah lembaga advokasi di Washington, menyuarakan keprihatinan atas penangkapan lebih dari 10 jurnalis Turki minggu ini dan laporan Rabu sore bahwa pemerintah Turki memerintahkan penutupan puluhan kantor media di negara itu.

Jurnalis dan perusahaan media itu dituduh menjadi rekanan dari Fethulah Gulen, seorang ulama Muslim yang tinggal di Amerika dan oleh Turki dituduh jadi dalang dari kudeta.

“Kami sudah tentu sangat prihatin dengan perkembangan ini, khususnya terhadap jurnalis, tetapi perilaku seperti ini dari pemerintah bukan hal baru,” kata Nina Ognianova, koordinator program CPJ.

“Selama berbulan-bulan, penguasa Turki menyasarkan jurnalis yang mengkritik kebijakan mereka. Kini hal itu mengalami eskalasi.”

Kantor berita baik pemerintah maupun swasta di Turki melaporkan, Rabu, bahwa pemerintah Turki menutup 45 harian, 23 stasiun radio, 16 saluran televisi, dan tiga kantor berita. [jm]

XS
SM
MD
LG