Presiden Joe Biden menghadapi pemberontakan internal dari sebagian anggota Partai Demokrat karena ia memberi dukungan kuat kepada Israel, di saat Israel memperluas operasi darat di Gaza dan jumlah korban sipil Palestina meningkat.
Ketika serangan udara Israel terus berlanjut di Gaza, termasuk di kamp pengungsi Al Shati, kelompok advokasi Dewan Muslim Demokratik Nasional (NMDC) mengirim surat terbuka kepada Presiden Joe Biden, menuntutnya untuk menengahi gencatan senjata yang selambat-lambatnya mulai diberlakukan pada hari Selasa (31/10) pukul lima sore atau akan kehilangan dukungan dari mereka pada pemilu presiden tahun depan.
Ketua NMDC Basim Elkarra mengatakan, “Kami tahu pasti komunitas kami akan membuat perbedaan berarti di negara-negara bagian penting. Saya kira para pemimpin Partai Demokrat akan menaruh perhatian, dan khawatir dengan apa yang sedang terjadi, dan akan mengirim pesan ke Gedung Putih bahwa hal ini akan merugikan mereka di tahun 2024 nanti.”
Para pejabat pemerintah telah menganjurkan “jeda kemanusiaan” agar bantuan bisa menjangkau warga sipil di Gaza. Namun, menurut mereka, gencatan senjata sekarang hanya akan menguntungkan Hamas.
Hampir 1,1 juta pemilih Muslim memberikan suara mereka pada pemilu 2020. Jumlahnya cukup besar untuk mempengaruhi pilpres di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama.
Warga Muslim Amerika dan Arab Amerika biasanya memilih calon dari Partai Demokrat. Dengan ribuan warga Palestina tewas akibat serangan udara dan operasi darat balasan Israel di Gaza, perubahan mungkin akan terjadi.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Arab American Institute menunjukkan dukungan bagi Biden dari pemilih Amerika keturunan Arab anjlok dari 59% pada pemilu tahun 2020 menjadi 17% menjelang pemilu tahun 2024 ini.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, “Kami akan terus terlibat, melibatkan pemimpin komunitas Muslim, komunitas Arab dan Palestina untuk mendengar keprihatinan mereka.”
Sebaliknya, warga Amerika keturunan Yahudi “sangat menghargai” dukungan Biden bagi Israel.
Pemimpin Jewish Democratic Council of America Halie Soifer mengatakan, “Israel merupakan isu penting, yang tetap menjadi isu yang sangat penting bagi pemilih Yahudi. Ini merupakan isu yang memiliki keterkaitan emosional yang sangat tinggi di antara warga Yahudi-Amerika dan yang mendukung Israel.”
Sekitar tujuh juta warga Yahudi tinggal di Amerika, jumlah yang sama besarnya dengan yang menetap di Israel. Mereka merupakan 3% dari total pemilih Amerika.
Biden juga dipuji luas di Israel. Ia telah mendorong Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk berperang sesuai hukum kemanusiaan internasional guna melindungi warga sipil.
Kepala Departemen Kajian Politik di Bar-Ilan University, Jonathan Rynhold, mengatakan, “Apa yang disampaikannya di Israel – bantu saya untuk membantu Anda. Jika Anda melakukan upaya maksimal untuk berperang dengan cara yang tepat sesuai hukum perang, hal ini akan memudahkan saya untuk memberikan dukungan, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional, dan juga dari publik di Amerika, dan dari Partai Demokrat.”
Jajak pendapat menunjukkan lebih banyak anggota Partai Republik dibanding Partai Demokrat yang menyetujui keputusan Biden untuk mengirim senjata ke Israel.
Mitra senior emeritus di American Enterprise Institute, Norman Ornstein, mengatakan, “Tidak banyak ruang bagi Partai Republik di sini, baik Trump maupun anggota-anggotanya di Kongres untuk mengungguli Biden dalam dukungannya pada Israel.”
Namun demikian ada peningkatan tekanan untuk memberlakukan gencatan senjata, termasuk dari demonstran antiperang yang ikut menghadiri sidang dengar pendapat di Kongres hari Selasa (31/10).
Pejabat-pejabat pemerintahan Biden telah mendorong “jeda kemanusiaan” guna mengizinkan masuknya bantuan bagi warga sipil. Tetapi mengatakan bahwa pemberlakukan gencatan senjata sekarang ini hanya akan menguntungkan Hamas. [ka/rs/em/lt]
Forum