Setelah penembakan massal di Orlando, Florida, tindakan terorisme paling mematikan kedua dalam sejarah Amerika, serangan terhadap "sasaran empuk" seperti kelab malam di mana 49 orang tewas hari Minggu mungkin merupakan "pola normal yang baru," demikian menurut ahli intelijen strategis di sebuah bisnis swasta.
Omar Mateen, berusia 29 tahun yang melepaskan tembakan di kelab malam gay Pulse , tampaknya mempunyai hubungan yang terbatas dengan ISIS, kata Scott Stewart, ahli kontraterorisme di Stratfor Texas, berpusat di Austin, dalam wawancara dengan VOA.
Penembakan itu, tambahnya, tampaknya sesuai dengan strategi kelompok teroris yang bermaksud menggiatkan serangan pelaku tunggal dan tetap bisa digembar-gemborkannya setelah peristiwa itu terjadi.
Menurut Stewart, serangan Orlando yang juga mengakibatkan 53 orang luka-luka, adalah contoh klasik dari radikalisasi dari jarak jauh yang telah mengubah wajah terorisme menjadi sesuatu yang baru, yang disebut perlawanan tanpa pemimpin dengan lebih sedikit resiko. Ada beberapa ciri-cirinya, yaitu: tidak ada komando, tidak ada sistem komunikasi, tidak ada rencana rahasia atau organisasi formal.
Tokoh-tokoh teroris bisa memicu serangan tanpa perintah ini, melindungi mereka dari penuntutan dan membuat pengintaian tidak berguna, kata Stewart. [sp]