Cesar Sayoc, yang dituduh mengirimkan melalui pos sedikitnya 13 paket berisi bom kepada para pengritik Presiden Amerika Donald Trump, hadir untuk pertama kalinya di pengadilan hari Senin (29/10).
Tersangka yang berusia 56 tahun itu dijadwalkan tampil di hadapan seorang hakim federal di Miami, Florida, tidak jauh dari tempat di mana para petugas federal menangkapnya hari Jumat lalu, di dekat sebuah van. Menurut pihak berwenang, van tersebut adalah tempat Sayoc tinggal. Beberapa jendral kendaraan itu ditempeli dengan stiker yang memperlihatkan dukungan bagi Trump atau dengan gambar wajah lawan-lawan Trump yang diberi tanda silang. Sayoc dituduh mengirimkan bahan peledak dengan pos.
Sebuah paket mencurigakan lainnya yang beralamatkan jaringan televisi berita CNN, di mana Sayoc dituduh mengirimkan dua paket bahan peledak, dicegat di sebuah kantor pos di Atlanta pada hari Senin. Tetapi Presiden Direktur CNN Jeff Zucker mengatakan markas besar jaringan televisi itu di sana tidak terancam.
Setelah sidang dengar keterangan hari Senin, kasus Sayoc diperkirakan akan dikirim ke sebuah pengadilan federal di New York.
Sayoc menghadapi lima dakwaan federal terkait dengan rencana pengiriman bom surat selama pekan lalu. Paket-paket berisi bahan peledak, tak satu pun yang diledakkan, dikirim ke beberapa lawan terkemuka Trump di partai Demokrat, termasuk di antaranya mantan Presiden Barack Obama, mantan Wakil Presiden Joe Biden, dan penantang Trump dalam pemilihan presiden 2016 mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, serta sejumlah pejabat keamanan nasional senior yang berdinas pada masa pemerintahan Obama.
Jaksa Agung Jeff Session mengatakan bahwa Sayoc, yang pada waktu berbeda-beda bekerja sebagai disc jockey, satpam sebuah kelab malam dan supir pengantar pesanan pizza, diancam hukuman maksimal 48 tahun penjara jika ia terbukti bersalah. (uh)