Tautan-tautan Akses

Tes COVID-19 Negatif, Pengunjung ke Inggris Dapat Persingkat Karantina


Suasana di jalan Oxford yang sepi saat diberlakukannya lockdown akibat meningkatnya kasus Covid-19 di London, Inggris, 23 November 2020.
Suasana di jalan Oxford yang sepi saat diberlakukannya lockdown akibat meningkatnya kasus Covid-19 di London, Inggris, 23 November 2020.

Pemerintah Inggris menyatakan orang-orang yang tiba di Inggris dari negara yang tidak berada dalam daftar aman virus corona, mulai bulan depan akan dapat mengurangi masa karantina jika mereka dites negatif untuk virus tersebut. Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan, masa karantina 14 hari dapat dikurangi jika orang memiliki hasil tes negatif lima hari setelah kedatangan mereka.

Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps. (foto: dok)
Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps. (foto: dok)

Perubahan itu, yang akan diberlakukan pada tanggal 15 Desember, telah lama ditunggu oleh industri perjalanan, salah satu sektor yang terpukul parah selama pandemi.

Di bawah peraturan baru itu, penumpang dapat mengurangi masa 14 hari karantina dengan membayar tes COVID-19 dari perusahaan swasta pada atau setelah hari kelima dengan biaya sekitar 85-160 dolar.

Hasil tes biasanya dikeluarkan dalam waktu 24-48 jam, yang berarti, orang-orang dapat dibebaskan dari karantina enam hari setelah kedatangan.

Di Jerman, para pejabat di 16 negara bagian sedang mempersiapkan liburan Natal bulan depan dan cara membuat keluarga lebih aman dalam berkumpul.

Negara bagian-negara bagian itu telah bersepakat di antara mereka sendiri mengenai proposal untuk memperketat restriksi dalam beberapa pekan menjelang musim liburan itu guna membendung penyebaran virus corona, dan kemudian melonggarkan peraturan yang akan memungkinkan pertemuan dalam kelompok kecil.

Papan elektronik bertuliskan pesan untuk mematuhi kewajiban menggunakan masker di kawasan perbelanjaan Dortmund, Jerman, yang terlihat cukup ramai, 23 November 2020.
Papan elektronik bertuliskan pesan untuk mematuhi kewajiban menggunakan masker di kawasan perbelanjaan Dortmund, Jerman, yang terlihat cukup ramai, 23 November 2020.

Para pejabat dijadwalkan membahas rencana itu dengan Kanselir Angela Merkel, Rabu (25/11).

PM Italia Giuseppe Conte menyatakan keprihatinannya mengenai Natal. Ia mengatakan pada hari Selasa (24/11) bahwa masyarakat seharusnya tidak merencanakan perjalanan untuk main ski.

Italia adalah salah satu negara yang paling terpukul dalam tahap awal pandemi dan pada hari Senin (23/11) menjadi negara keenam yang memiliki catatan lebih dari 50 ribu kematian.

Spanyol, pusat perebakan virus lainnya, telah menghadapi penurunan tajam dalam industri pariwisata di banyak daerah. Kantor statistik nasionalnya, Selasa (24/11) melaporkan bahwa jumlah hari menginap di hotel yang dipesan pada bulan Oktober turun 83 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu ada kekhawatiran di AS pekan ini sementara negara ini bersiap menghadapi liburan Hari Bersyukur atau Thanksgiving. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mendesak masyarakat agar tidak bepergian dan mengadakan pertemuan keluarga besar-besaran di tengah-tengah melonjaknya kasus COVID-19 di berbagai penjuru negara itu.

Berdasarkan statistik Johns Hopkins University, lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia telah terjangkit virus corona.

AS terus memimpin di dunia dengan catatan lebih dari 12,4 juta kasus virus corona, disusul India dengan 9,1 juta lebih kasus dan Brasil dengan 6 juta kasus.

Virus corona telah menewaskan sekitar 1,4 juta orang. Lebih dari 257 ribu di antara kematian itu terjadi di AS. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG