Sekelompok dokter Sudan mengatakan lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka serius dalam demonstrasi menentang berlanjutnya kekuasaan militer di Sudan.
Puluhan ribu pemrotes berunjuk rasa di seluruh negara itu pada Minggu (30/6), menuntut adanya pemerintah sipil hampir tiga bulan setelah tentara menggulingkan autokrat Omar al-Bashir yang berkuasa lama.
Massa menuntut para jenderal yang mengambil alih kekuasaan dari al-Bashir agar memberi jalan kepada warga sipil.
Sebagian demonstran melambai-lambaikan bendera Sudan, meneriakkan "Pemerintahan sipil! Pemerintahan sipil!" dan "Dewan Burhan, jatuh saja," menarget Jenderal Abdel-Fattah Burhan, kepala dewan militer. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke arah demonstran.
Protes pada Minggu itu adalah yang pertama sejak 3 Juni ketika pasukan keamanan bertindak keras membubarkan kamp demonstran di Khartoum.
Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, wakil kepala dewan militer, mengatakan para jenderal ingin mencapai "kesepakatan yang segera dan menyeluruh tanpa pengecualian."
Uni Eropa dan beberapa negara Barat meminta para jenderal agar menghindari pertumpahan darah.
Ethiopia dan Uni Afrika telah menawarkan rencana untuk membentuk badan dengan mayoritas sipil, yang menurut para jenderal bisa menjadi dasar negosiasi baru.[ka/ii]