Thailand akan rawan terhadap tekanan politik dari Birma, segera setelah Birma menyelesaikan pembangunan pipa saluran gas ke Tiongkok.
Seorang mantan perwira tinggi intelijen Birma yang membelot ke Amerika Serikat lima tahun lalu, Aung Lynn Htut, mengatakan demikian kepada VOA. Tambah Htut, pemimpin penguasa militer Birma Than Shwe sering membual mengenai kemampuannya untuk memanipulasi politik Thailand dan setelah pembangunan pipa selesai, Shwe akan meningkatkan tekanan kepada negara tetangganya tersebut.
Thailand sangat bergantung pada gas alam Birma dan pekan lalu Thailand menandatangani kontrak 30 tahun untuk membeli lebih banyak. Menteri Energi Wannarat Channuku dikutip mengatakan kontrak tersebut akan menjamin keamanan energi Thailand.
Tetapi, pada bulan Juni pembangunan pipa saluran gas yang baru telah dimulai dari Birma ke Tiongkok. Adanya Tiongkok sebagai tujuan ekspor baru bagi gas alam Birma, akan membuat Birma memiliki posisi penawaran lebih tinggi atas Thailand.