Musim libur panjang dimulai di Thailand, di mana wisatawan asing bergabung bersama warga lokal untuk menikmati kembang api, hitungan mundur menuju tahun baru dan mungkin pesta.
Central World, pusat perbelanjaan di pusat Kota Bangkok yang terkenal dengan acara hitung mundur saat pergantian tahun, telah memajang pohon Natal tertinggi di Asia Tenggara dan kotak-kotak hadiah berukuran raksasa. Icon Siam, pusat perbelanjaan mewah di Sungai Chao Praya, berencana memeriahkan langit Bangkok dengan kembang api yang dapat disaksikan dari jarak satu mil.
Namun, peningkatan pesat jumlah kasus virus corona akhir pekan lalu di antara para pekerja migran dari Myanmar, membuat pihak berwenang berpikir ulang bagaimana cara menyambut 2021.
Kebijakan penutupan sebagian wilayah atau lockdown diberlakukan di Provinsi Samut Sakhon, yang menjadi pusat perebakan saat ini dan terletak sekitar 50 kilometer dari Bangkok. Sementara di seluruh Thailand, sebagian besar acara pertemuan dan Tahun Baru dibatalkan. Acara-acara yang sudah mengantongi izin resmi kini diwajibkan memberlakukan langkah higienis yang sangat ketat dan memprioritaskan pembatasan sosial.
“Kami sangat khawatir dengan kerumunan massa. Berkumpulnya sejumlah besar orang tanpa masker wajah akan sangat mengkhawatirkan,” ujar seorang wakil pemerintah kepada VOA.
Wabah terbaru ini terjadi ketika industri pariwisata Thailand melihat secercah harapan baru setelah berbulan-bulan tanpa kedatangan wisatawan asing, yang menyumbangkan jutaan dolar pada perekonomian Thailand, selama beberapa bulan ini.
Meskipun Thailand secara umum berhasil mengatasi perebakan virus corona dengan 'hanya' 5.300 kasus dan 60 kematian sejak Januari lalu, tetapi langkah-langkah ketat yang diberlakukan telah meluluhlantakkan perekonomian. Khususnya industri pariwisata.
Menurut PBB, Thailand berada di peringkat sembilan dalam daftar negara yang paling sering dikunjungi wisatawan di dunia, dengan jumlah wisatawan asing mencapai 39,8 juta orang.
Salah satu perusahaan kartu kredit ternama di dunia, Mastercard, bahkan menyebut Ibu Kota Thailand, Bangkok, sebagai kota yang paling sering dikunjungi selama empat tahun berturut-turut dari 2016-2019.
Menurut Bank Dunia, industri pariwisata menyumbang 15 persen pada produk domestik bruto (PDB) Thailand yang mencapai $543,55 miliar. Namun, akibat pembatasan ketat dan karantina total selama dua minggu, jumlah wisatawan asing antara Januari-Oktober lalu anjlok sebanyak 79,46 persen, dari 32,6 juta orang menjadi 6,7 juta orang saja. Sementara pengeluaran industri pariwisata anjlok 71 persen dari $40,3 miliar menjadi $11,05 miliar. [em/ft]