Tautan-tautan Akses

Tillerson Sampaikan Pidato Perpisahan, Sebut Washington ‘Kota Jahat’


Rex Tillerson mengucapkan selamat tinggal kepada para diplomat Amerika dalam pidatonya di kantor Deplu AS di Washington DC, hari Kamis (22/3) siang.
Rex Tillerson mengucapkan selamat tinggal kepada para diplomat Amerika dalam pidatonya di kantor Deplu AS di Washington DC, hari Kamis (22/3) siang.

Jumlah pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump yang mengundurkan diri atau dipecat bisa dikatakan mencetak rekor, tapi yang paling mengejutkan adalah pemecatan Menteri Luar Negerinya, Rex Tillerson, yang diumumkan Trump lewat Twitter minggu lalu.

Hari Kamis (22/3) siang, Rex Tillerson mengucapkan selamat tinggal kepada para diplomat Amerika dengan permintaan untuk tidak membiarkan siapa pun menggoyahkan integritas mereka.

Menlu Rex Tillerson yang dipecat dengan sedih menyebut kejamnya kehidupan di ibu kota Washington DC, ketika ia mengucapkan selamat tinggal kepada korps diplomatik AS.

Dalam pidato perpisahan singkat kepada pegawai Departemen Luar Negeri hari Kamis, Tillerson mendesak mereka untuk melindungi integritas pribadi mereka dan saling menghormati satu sama lain.

“Saya minta anda sekalian untuk melakukan satu aksi kebaikan setiap hari kepada orang lain, (Washington) bisa jadi kota yang jahat,” kata Tillerson disambut gelak tawa dan tepuk tangan para pegawai Deplu. “Tapi Anda tidak perlu ikut jadi orang jahat.”

"Jangan pernah kehilangan milik kalian yang paling berharga, yaitu integritas pribadi kalian. Hanya kalian yang bisa melepaskannya atau membiarkannya dinodai. Begitu kalian melakukannya, sangat sulit untuk mendapatkannya kembali. Jadi jaga itu sebagai harta paling berharga yang kalian miliki," pesan Tillerson.

Tillerson telah berbulan-bulan dilanda laporan negatif dan spekulasi sebelum Presiden Donald Trump tiba-tiba memecatnya minggu lalu.

Baca juga: Tillerson Tak Menyangka Akan Dipecat oleh Trump

Tillerson tidak menyinggung mantan bosnya, Presiden Donald Trump, ketika menyampaikan pidato perpisahannya itu. Dia juga tidak secara langsung membahas cara tak lazim dia dihentikan minggu lalu sehingga menjadi salah satu Menteri Luar Negeri yang masa tugasnya terpendek dalam sejarah.

Presiden Donald Trump memecat Tillerson secara tiba-tiba hari Selasa (13/3) lalu, hanya beberapa jam setelah diplomat tertinggi AS itu kembali ke Washington dari lawatan ke lima negara di Afrika.

Ketika ia tiba di ibu kota tahun lalu, Tillerson tidak merahasiakan keengganannya untuk terjun dalam permainan ala Washington, di mana pemerintahan menjadi ajang olahraga berdarah: saling umbar, agresif di depan publik, diam-diam membocorkan rahasia dan bahkan melakukan sabotase. Beberapa minggu setelah menjabat, pengusaha minyak Texas itu menyatakan dia tidak suka berhadapan dengan pers, dengan alasan, "Saya pribadi tidak membutuhkannya."

Orang lain dalam pemerintahan Trump punya pandangan berbeda, dan Tillerson dengan cepat mendapati dirinya dilaporkan secara negatif, menjadi korban bocoran dari para pesaingnya dan meningkatkan spekulasi tentang masa depannya sampai tiba-tiba dipecat minggu lalu, empat jam setelah kembali dari Afrika.

Tillerson seringkali bertentangan dengan Gedung Putih, dan juga kehilangan kepercayaan dan dukungan dari sebagian besar pegawai Deplu yang berjumlah 75.000 orang karena tindakannya memotong anggaran, membiarkan posisi penting kosong dan meremehkan isu hak asasi manusia dan demokrasi sebagai prioritas diplomatik.

Namun, dia tetap mendapat tepuk tangan selama beberapa menit ketika meninggalkan lobi Harry S. Truman Building, tempat yang sama di mana mantan CEO Exxon Mobil itu memperkenalkan dirinya sebagai "orang baru" dengan dialek Texas yang khas 14 bulan yang lalu.

Beberapa mantan staf Deplu yang masa jabatannya bahkan lebih pendek dari Tillerson juga hadir dalam acara perpisahan itu. [as/ii]

XS
SM
MD
LG