Polisi bersenjata lengkap mendatangi dan menggeledah sejumlah rumah warga di kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Rabu petang (13/8). Lebih dari dua jam penggeledahan dilakukan dengan pengawalan ketat termasuk tim penjinak bahan peledak atau jihandak.
Ketua RT setempat, Agus Sumaryawan menyatakan menjadi saksi penggeledahan salah satu rumah ibadah yang dihuni seorang warganya bernama Yus Karman.
“Polisi tidak menjelaskan siapa saja yang ditangkap, tetapi meminta saya menjadi saksi penggeledahan di mushola dan kandang kambing tempat warga saya tinggal, namanya Yus Karman. Hasil penggeledahan ini, yang saya lihat dan saya tahu tadi ada bendera warna hitam dengan tulisan Arab di tengahnya. Ada juga karung disita polisi. Dalamnya apa saya tidak tahu. Bendera hitam yang dibawa polisi ada banyak, lembaran kain ditumpuk gitu,” kata Agus Sumaryawan.
Perangkat kelurahan setempat yang juga menyaksikan penggeledahan, Senen, meyakini barang yang disita polisi adalah atribut ISIS.
“Kami jadi saksi penggeledahan. Saya lihat ada bungkusan, kemudian ada juga lembaran kain hitam seukuran bendera, dan kaos hitam. Saya yakin itu lambang ISIS, yang digeledah tadi bentuknya gubuk,” kata Senen.
Usai penggeledahan, polisi menyita sebuah kardus berisi tumpukan lembaran kain warna hitam dan benda yang dibungkus karung putih. Barang tersebut dimasukkan ke mobil identifikasi Polresta Solo. Salah seorang warga, Hamzah, mengaku sempat menyaksikan prosesi penangkapan.
“Jadi Yus masih berkeliling menjual gas LPG memakai beronjong atau keranjang di jok belakang motor, kemudian dibuntuti sepeda motor dan mengejar Yus. Pas di persimpangan jalan, sepeda motor Yus ditabrak orang lain, hingga Yus jatuh dari motor, ditangkap dan dimasukkan ke mobil. Sempat warga hendak menolong Yus, tapi yang menangkap Yus mengaku petugas kepolisian, Yus dibawa mereka,” kata Hamzah.
Selain Yus Karman, warga di Solo lainnya, Sugiyanto dan Ibad, juga dilaporkan ditangkap. Keluarga warga yang ditangkap mendatangi Polresta Solo untuk memperoleh konfirmasi.
Juru bicara Polresta Solo, AKP Bowo Haryanto,saat menemui keluarga tersebut menegaskan tim yang melakukan operasi tersebut dari Mabes Polri.
“Menjawab masalah ini, dari kami tidak tahu secara detail. Belum tahu persis terkait permasalahan atau kasus apa. Bukan maksud saya mencari alasan atau menghindar, ini semua masih proses hukum, mengedepankan asas praduga tak bersalah. Yang jelas kasus ini operasionalnya dilakukan tim Mabes PolriI, bukan wewenang kami,” jelas AKP Bowo Haryanto.