Tim SAR di Turki dan Suriah berpacu dengan waktu dan suhu yang dingin pada Rabu (8/2) untuk menemukan korban selamat yang terkubur di reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa kuat yang menghantam wilayah itu Senin (6/2) dan menewaskan lebih dari 11.000 orang.
Upaya penyelamatan di Turki melibatkan 96.000 personel, kata badan manajemen darurat negara itu Rabu.
Lokasi pencarian telah menjadi tempat di mana warga bersorak sorai saat orang ditemukan korban hidup dan dibawa pergi untuk perawatan medis. Tetapi membongkar puing-puing juga berarti seringkali menemukan bertambahnya jumlah korban.
Pejabat di Turki mengatakan sedikitnya 8.574 orang tewas dan lebih dari 38.000 lainnya terluka. Di Suriah, sedikitnya 2.530 tewas, menurut angka dari pemerintah Damaskus dan kelompok-kelompok penyelamat.
Gempa tersebut sekarang menjadi peristiwa seismik paling banyak menelan korban di dunia sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2011 yang menewaskan hampir 20.000 orang di Jepang.
Episentrum gempa dini hari Senin itu berada di Pazarcik, dekat kota Gaziantep, dekat perbatasan Turki-Suriah. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi daerah itu Rabu, termasuk singgah di “kota tenda” di Kahramanmaras yang didirikan badan manajemen darurat untuk orang-orang yang terkena dampak gempa.
Erdogan mengumumkan tujuh hari masa berkabung nasional dan keadaan darurat tiga bulan di 10 provinsi yang terkena dampak langsung gempa.
Erdogan menggambarkan gempa itu sebagai “unik di dunia,” dan dia berterima kasih kepada Qatar karena telah menawarkan 10.000 rumah kontainer untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
Tim pencari dan bantuan darurat dari seluruh dunia mengalir ke Turki dan Suriah sementara para petugas penyelamat menggali puing-puing untuk mencari korban yang selamat. Beberapa suara yang berteriak minta tolong telah terdiam.
“Kami dapat mendengar suara mereka, mereka meminta bantuan,” kata Ali Silo, yang dua kerabatnya tidak dapat diselamatkan di kota Nurdagi, Turki.
Lebih dari 8.000 orang telah ditarik keluar dari puing-puing di Turki saja, kata Wakil Presiden Fuat Oktay, dan sekitar 380.000 telah berlindung di tempat penampungan atau hotel pemerintah. Mereka berkerumun di pusat-pusat perbelanjaan, stadion, masjid, dan pusat komunitas, sementara yang lain bermalam di luar dengan berselimut dan berkumpul di sekitar api unggun.
Gempa bumi menghantam wilayah di kedua sisi perbatasan yang dilanda perang saudara lebih dari satu dekade di Suriah. Di sisi Suriah, wilayah yang terkena dampak terbagi antara wilayah yang dikuasai pemerintah dan kantong terakhir yang dikuasai oposisi negara itu, yang dikelilingi oleh pasukan pemerintah yang didukung Rusia. Sementara itu, Turki adalah rumah bagi jutaan pengungsi dari daerah konflik tersebut.
Daerah yang dikuasai oposisi di Suriah dipenuhi dengan sekitar 4 juta orang yang mengungsi dari bagian lain negara itu akibat pertempuran. Banyak dari mereka tinggal di bangunan yang sudah rusak akibat pengeboman pada masa lalu.
Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.
Pada tahun 1999, lebih dari 17.000 orang tewas ketika gempa berkekuatan 7,4 SR, yang terburuk di Turki dalam beberapa dekade, menghantam dekat Duzce, di barat laut negara itu.
Oktober lalu, gempa berkekuatan 7,0 menghantam Laut Aegea, menewaskan 116 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya. Semua korban, kecuali dua orang, berada di Izmir. [lt/uh)]
Forum