Tiga kota besar di China pada Senin (30/9) melonggarkan batas persyaratan untuk membeli rumah, sementara bank sentral Beijing akan meminta lembaga keuangan untuk menurunkan suku bunga pinjaman rumah, seiring upaya China untuk keluar dari anjloknya pasar perumahan.
Pasar real estat China yang sedang lesu telah lama menyumbang sekitar seperempat perekonomian negara dan sempat mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama dua dekade.
Akan tetapi, lesunya pasar perumahan selama bertahun-tahun terakhir telah menjadi hambatan utama pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai sekitar lima persen tahun ini – target yang disebut pengamat optimistis mengingat banyaknya hambatan yang dihadapi perekonomian China.
Pada Minggu (29/9) malam, tiga kota terbesar di China mengatakan akan mempermudah orang-orang yang ingin membeli rumah melalui kebijakan yang mulai berlaku pada tanggal 30 September.
Kota besar Guangzhou di China selatan, dengan lebih dari 14 juta penduduk, mengatakan pada Senin bahwa calon pembeli rumah tidak perlu lagi melalui proses peninjauan “syarat-syarat membeli rumah”, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Xinhua.
Selain itu, tidak akan ada lagi batasan berapa banyak rumah yang bisa dibeli oleh satu orang.
Kota tetangganya, Shenzhen, juga mengumumkan akan melonggarkan pembatasan pembelian rumah, di mana calon pembeli tidak lagi harus melalui “peninjauan persyaratan pembelian rumah mereka”, kata media setempat, mengutip pihak berwenang.
Sementara di pusat ekonomi China timur, Shanghai, yang juga merupakan kota terkaya di negara itu, pihak berwenang mengatakan akan mengurangi beban pajak pada beberapa pembeli dan menurunkan jumlah uang muka pembelian rumah.
Serangkaian pengumuman tersebut disampaikan ketika bank sentral China mengatakan pada hari Minggu (29/9) bahwa pihaknya akan meminta lembaga-lembaga keuangan untuk menurunkan suku bunga pinjaman rumah saat ini dalam upaya untuk “mengurangi beban keuangan pada pemilik properti,” kata Xinhua.
Pemerintah China pada pekan lalu meluncurkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan perekonomian dalam salah satu upaya terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir untuk memacu pertumbuhan.
Akan tetapi, analis memperingatkan stimulus “bazoka” seperti yang diberikan pemerintah kemungkinan tetap tidak cukup untuk meningkatkan pasar properti yang tengah lesu. [rd/rs]
Forum