Tautan-tautan Akses

Tingkatkan Perekonomian, China Perluas Akses Bebas Visa ke Lebih Banyak Negara


FILE- Penumpang berjalan keluar dari aula kedatangan internasional Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Beijing, 14 Maret 2023.
FILE- Penumpang berjalan keluar dari aula kedatangan internasional Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Beijing, 14 Maret 2023.

Langkah ini akan menambah jumlah negara yang telah diberikan akses bebas visa menjadi 38 sejak tahun lalu.

China, Jumat (22/11) mengumumkan bahwa mereka akan memperluas akses bebas visa ke sembilan negara lain untuk meningkatkan pariwisata dan perjalanan bisnis yang bisa membantu menghidupkan kembali ekonomi yang lesu.

Mulai 30 November, wisatawan dari Bulgaria, Rumania, Malta, Kroasia, Montenegro, Makedonia Utara, Estonia, Latvia, dan Jepang akan dapat memasuki China hingga 30 hari tanpa visa, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.

Hal ini akan menambah jumlah negara yang telah diberikan akses bebas visa sejak tahun lalu menjadi 38. Hanya tiga negara yang memiliki akses bebas visa sebelumnya, dan akses mereka telah dihapuskan selama pandemi COVID-19.

Penambahan Jepang tampaknya mencerminkan keinginan China baru-baru ini untuk meningkatkan hubungan, yang telah memburuk sebagian karena narasi dari Tokyo yang lebih keras tentang masalah Taiwan. Pada bulan September lalu, kedua negara telah mencapai kesepakatan dalam perselisihan mengenai pelepasan air yang diolah tetapi masih mengandung radioaktif, ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang hancur.

Jepang adalah salah satu dari tiga negara dengan akses bebas visa sebelum pandemi, dan pemerintahnya telah berulang kali meminta dimulainya kembali akses lebih awal, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Tokyo.

“Kami berharap langkah pembebasan visa yang diumumkan oleh pihak China akan berkontribusi untuk memperlancar pertukaran antara Jepang dan China,” katanya.

Lamanya waktu tinggal yang diizinkan untuk akses bebas visa ditingkatkan dari awalnya 15 hari, kata Lin. Untuk tahap awal, hanya orang-orang yang berpartisipasi dalam pertukaran yang bisa mendapatkan akses ini. China telah mendorong pertukaran antarmasyarakat, baik mahasiswa, akademisi, dan pihak lain untuk mencoba memperbaiki hubungan China dengan negara lain yang terkadang tegang.

China secara ketat membatasi masuknya warga negara lain selama pandemi dan mengakhiri pembatasannya jauh lebih lambat daripada kebanyakan negara lain. Sebelumnya China telah memulihkan akses bebas visa bagi warga negara Brunei dan Singapura pada Juli 2023, dan kemudian memperluas akses bebas visa ke enam negara lagi — Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, dan Malaysia — pada 1 Desember tahun lalu.

Program tersebut telah diperluas secara bertahap. Beberapa negara telah mengumumkan akses bebas visa bagi warga negara China, terutama Thailand, yang ingin mendatangkan kembali wisatawan China.

Selama tiga bulan dari Juli hingga September tahun ini, China mencatat 8,2 juta kedatangan warga negara asing, yang 4,9 juta di antaranya bebas visa, kata Kantor Berita resmi Xinhua, mengutip seorang pejabat konsuler Kementerian Luar Negeri. [es/dw]

XS
SM
MD
LG