Tiongkok telah meminta Selandia Baru agar mempertimbangkan kompensasi khusus bagi orangtua para mahasiswa Tiongkok yang tewas akibat gempa bulan lalu, seraya menyatakan kebijakan satu anak Beijing memperhebat dampak kehilangan anak bagi mereka.
Cheng Lei, konselor di kedutaan besar Tiongkok di Wellington, mengatakan kepada Radio Selandia Baru, Senin, bahwa karena kebijakan satu anak ini, banyak keluarga kehilangan satu-satunya calon pencari nafkah bagi mereka.
Para pejabat telah mengukuhkan bahwa tujuh mahasiswa Tiongkok tewas dalam gempa berkekuatan 6,3 skala Richter di Christchurch, sementara lebih dari 20 lainnya hilang dan diduga telah tewas. Secara keseluruhan, lebih dari 200 orang diyakini telah tewas.
Pada hari Senin, Perdana Menteri John Key memerintahkan penyelidikan mengapa dua gedung tinggi di Christchurch tidak mampu menahan guncangan gempa.
