Pejabat Tiongkok mengatakan pembantu dari Moammar Gaddafi bertemu dengan produsen senjata Tiongkok pada Juli untuk membeli senjata canggih guna melawan pasukan pemberontak.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Jiang Yu mengatakan Senin, pertemuan ini berlangsung tanpa sepengetahuan pemerintah Tiongkok dan tak ada senjata yang dijual kepada Libya.
Pertemuan ini pertama kali dilaporkan minggu lalu oleh sebuah harian Kanada. Reporter harian tersebut menemukan dokumen-dokumen yang menguraikan pembicaraan itu di tumpukan sampah.
Dokumen itu memperlihatkan perusahaan-perusahaan ini menawarkan Libya persenjataan bernilai paling sedikit 200 juta dolar. Senjata yang ditawarkan termasuk peluncur roket, misil anti tank dan misil darat ke udara yang portabel.
Perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan senjata itu bisa diserahkan lewat Aljazair dan Afrika Selatan, yang seperti Tiongkok, lamban mengakhiri dukungannya bagi Gaddafi.
Dalam perkembangan lainnya di Libya, ada laporan bahwa perundingan yang ditujukan untuk meyakinkan pengikut Gaddafi agar menyerah secara damai di kota Bani Walid telah gagal. Tetapi ada kebingungan apa langkah selanjutnya, para komandan setempat bicara tentang beberapa tenggat waktu, dan ada yang sudah lewat tanpa terjadi apa-apa.
Selama berhari-hari media melaporkan bahwa Gaddafi dan pengikutnya kemungkinan berada di dalam kota itu.
Sementara itu, pejabat di Niger, tetangga Libya di selatan, mengatakan kepala dari brigade keamanan Gaddafri telah melintasi perbatasan negara itu. Katanya Mansour Dhao ditemani beberapa orang Libya lain yang identitasnya tidak diketahui.
Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Perancis, kelompok orang Libya itu tidak termasuk putra atau sanak keluarga Gaddafi.
