Para pemimpin Partai Republik menekankan pentingnya transisi kekuasaan yang damai di AS, sehari setelah Presiden Donald Trump menolak berkomitmen jika kalah dari calon Partai Demokrat Joe Biden.
“Kita akan lihat apa yang terjadi,” kata Trump menanggapi pertanyaan reporter dalam konferensi pers Gedung Putih pada Rabu (23/9) malam.
"Saya sudah menyampaikan tentangan keras mengenai surat-surat suara dan surat suara yang dikirim lewat pos itu merupakan sebuah bencana," tambahnya.
Trump, tanpa bukti, berulang kali memprediksi penipuan besar-besaran puluhan juta surat suara melalui pos, yang dianjurkan Partai Demokrat di tengah pandemi virus corona.
“Kita ingin - menyingkirkan pengiriman lewat pos surat suara itu,” lanjut presiden dan menjelaskan jika itu terjadi “tidak akan ada pemindahan kekuasaan, bahkan terus terang; akan ada kelanjutannya."
Ketua fraksi mayoritas Senat, Mitch McConnell hari Kamis mencuit “Pemenang pemilihan 3 November akan dilantik pada 20 Januari. Akan ada transisi yang teratur seperti yang terjadi setiap empat tahun sejak 1792."
Senator dari Florida Marco Rubio mengatakan "pada siang hari tanggal 20 Januari 2021 kita akan melantik Presiden secara damai."
Anggota Kongres Liz Cheney Kamis (24/9) mencuit di Twitter: "Pemindahan kekuasaan secara damai tertuang dalam Konstitusi kita dan mendasar bagi kelangsungan hidup Republik kita."
Senator dari Partai Republik Lindsay Graham kepada jaringan televisa Fox and Friends mengatakan, "Jika Partai Republik kalah, kami akan menerima hasilnya."
Saingan Trump dari Partai Demokrat, Biden, hari Rabu (23/9) juga menanggapi pernyataan Trump .
"Kita hidup di negara mana? Saya bergurau," kata mantan wakil presiden itu. "Kita hidup di negara mana? Jika ia mengatakan hal-hal yang paling tidak rasional, saya tidak tahu harus mengatakan apa."
Salah satu kelompok hak konstitusional tertua di AS juga ikut bereaksi.
“Pemindahan kekuasaan secara damai sangat penting agar demokrasi berfungsi. Pernyataan dari presiden Amerika ini akan menyusahkan setiap warga Amerika,” kata David Cole, direktur hukum nasional American Civil Liberties Union.
Sebelumnya Rabu, Trump memperkirakan pemilihan November "akan berakhir di Mahkamah Agung dan saya kira penting kita mempunyai sembilan hakim agung."
Presiden berencana untuk mengumumkan calon Hakim Agungnya pada hari Sabtu untuk mengisi kursi Hakim liberal Ruth Bader Ginsburg yang meninggal Jumat lalu.
Jika Senat mengonfirmasi calon presiden sebelum pemilu makan itu akan memberi pihak konservatif mayoritas 6-3 di Mahkamah Agung.
"Tipuan yang dilakukan oleh Demokrat ini adalah penipuan di hadapan Mahkamah Agung Amerika, dan saya kira komposisi 4-4 bukanlah situasi yang baik," kata Trump.
Presiden berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai rencana sejumlah negara bagian, termasuk California, Colorado, Hawaii, Nevada, New Jersey, Oregon, Utah, Vermont, dan Washington, untuk secara otomatis mengirimkan surat suara ke semua penduduk negara bagian untuk pemilihan.
Benjamin Ginsberg, seorang pengacara pemilu terkemuka yang telah mewakili empat salon presiden dari Partai Republik, bulan ini dikutip mengatakan prediksi Trump mengenai penipuan dengan surat suara seperti itu tidak memiliki bukti.
“Kata-kata presiden membuat retorikanya dan retorika Partai Republik tampak seperti perhatian yang tidak tulus - dan lebih seperti kemunafikan transaksional yang dirancang mendapat keuntungan elektoral,” tulis Ginsberg dalam artikel opini di harian Washington Post. "Dan keluar ketika Partai Republik yang mencoba menyampaikan kasus mereka di pengadilan harus berurusan dengan kebenaran mendasar bahwa penyelidikan khusus selama empat dekade hanya menemukan insiden penipuan pemilu yang berarti." [my/lt]