Tokyo melaporkan 822 kasus baru virus corona, Kamis (17/12), rekor tertinggi baru di ibu kota Jepang dan kenaikan tajam dari rekor sehari sebelumnya, di saat negara itu sedang kewalahan menghadapi munculnya gelombang virus terbaru.
“Virus tidak memiliki kalender. Mereka dapat menyerang kita kapan saja mereka inginkan, bahkan pada Tahun Baru dan Natal,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam sebuah konferensi pers.
Pemerintah Metropolitan Tokyo mengatakan, kasus baru itu menjadikan total kasus di prefektur itu menjadi 49.490. Jumlah kasus harian pada hari Kamis (17/12) merupakan lonjakan besar dari 678 kasus pada hari Rabu (16/12). Kasus infeksi terus naik di seluruh Jepang selama beberapa minggu.
Secara nasional, Jepang memiliki 187.103 kasus virus corona, naik 2.988 dari sehari sebelumnya, dengan 2.739 kematian, menurut departemen kesehatan.
Para pakar di satuan tugas COVID-19 Tokyo menaikkan tingkat kewaspadaan sistem medis ke tingkat tertinggi pada skala empat, menunjukkan bahwa kebanyakan rumah sakit Tokyo memiliki sedikit tenaga medis atau tempat tidur ekstra untuk melanjutkan perawatan biasa mereka bagi pasien lain.
Tokyo memperpanjang ketentuan jam tutup awal bagi tempat-tempat minum, yang berakhir Kamis ini, hingga pertengahan bulan Januari.
Sekitar setengah dari kasus virus corona tidak dapat dilacak dan penularan terjadi di rumah, kantor dan sekolah-sekolah, kata para pakar. [lj/uh]