Pemilih di ibukota Jepang memberikan suara hari Minggu dalam pemilu yang bisa menimbulkan masalah bagi Perdana Menteri Shinzo Abe. Dukungan terhadap Abe merosot gara-gara skandal dugaan pilih kasih untuk seorang teman dalam bisnis.
Di permukaan, pemilihan majelis Metropolitan Tokyo itu adalah referendum bagi masa jabatan Gubernur Yuriko Koike, tetapi buruknya performa Abe dan Partai Demokrat Liberal (LDP) juga akan dianggap teguran bagi pemerintahannya yang berusia empat setengah tahun.
Pemilu sebelumnya di Tokyo menjadi tren nasional. Pemilu di Tokyo tahun 2009 dimana LDP memenangi 38 kursi diikuti oleh kekalahannya dalam Pemilu tahun itu, meskipun kali ini Pemilu majelis rendah tidak harus diadakan sampai akhir tahun 2018.
Koike, mantan menteri pertahanan yang cerdas media dan mantan anggota LDP yang mendesakkan pesan reformis, berharap partai Tokyo Citizens First dan sekutunya menang mayoritas di majelis dengan 127 anggota, guna mengakhiri dominasi LDP di majelis itu. Sekutunya termasuk partai Komeito, mitra koalisi nasional LDP.
Kuatnya perolehan partai Koike akan memicu spekulasi ia akan mencalonkan diri untuk perdana menteri, meskipun mungkin baru akan melakukannya setelah Olimpiade Tokyo 2020. Itu juga bisa melebarkan celah antara LDP dan Komeito sementara merusak prospek Partai Demokratik yang beroposisi. [ka]