Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah akhir pekan lalu mulai menuai protes. Sejumlah elemen mahasiswa hari Senin (5/9) menggelar demonstrasi di Patung Kuda, di Medan Merdeka Barat, yang terletak hanya beberapa ratus meter dari Istana Negara, Jakarta.
“Kami menolak kenaikan harga BBM dan ingin mendorong distribusi BBM subsidi lebih baik, tidak salah sasaran lagi. Juga agar pemerintah memberantas mafia BBM,” ujar Ketua PMII Abdullah Syukri saat diwawancarai VOA di sela-sela demonstrasi Senin sore.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah satu organisasi mahasiswa yang turun ke jalan hari Senin. Syukri mengatakan aksi yang diikuti kader dari Jakarta, Banten dan Jawa Barat ini mencapai lima ribu orang, tetapi pantauan VOA di lapangan jumlah demonstran lebih kecil.
Demonstran membakar keranda di dekat pagar kawat berduri yang dipasang aparat keamanan, “sebagai pertanda perlawanan kami,” ujar seorang pemimpin demonstran yang berteriak di atas mobil komando.
Ulul Uzmi, salah seorang anggota PMII, mengatakan kenaikan BBM ini sangat berdampak pada warga. “Bayangkan saja bagaimana warga, tidak hanya yang tinggal di kota, tapi juga di pedesaan, di pinggiran laut sana yang alat transportasinya menggunakan BBM dan multiplier effect-nya kemana-mana,” ujarnya seraya menambahkan “BLT yang diturunkan tidak cukup banyak dan dapatnya hanya beberapa ratus ribu yang tidak cukup untuk menutupi naiknya solar misalnya.” Tetapi ia tidak merinci dampak yang dirasakan mahasiswa secara langsung, selain soal terhambatnya kaderisasi PMII.
Demonstrasi mahasiswa hari Senin berlangsung di sembilan lokasi di ibu kota Jakarta, tersebar antara gedung DPR hingga ke sekitar Istana.
Buruh Akan Berdemonstrasi Selasa
Kelompok buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan organisasi serikat buruh juga akan menggelar aksi serupa hari Selasa (6/9). Presiden Konferederasi Serikat Buruh Indonesia KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam pernyataan pers tertulis yang diterima VOA mengatakan pihaknya menolak kenaikan harga BBM karena hal itu akan “menurunkan daya beli masyarakat dan membuat harga kebutuhan pokok meroket.” Ia juga mengaitkan dengan tidak kunjung naiknya upah buruh dalam tiga tahun terakhir.
Iqbal mengatakan bantuan subsidi upah buruh sebesar 150 ribu rupiah selama empat bulan, “hanya gula-gula saja agar buruh tidak protes” karena “tidak mungkin uang 150 ribu akan menutupi kenaikan harga akibat inflasi yang meroket.”
KSPI mengatakan demonstrasi hari Selasa akan dilangsungkan serentak di 33 provinsi, antara lain di Bandung, Semarang, Surabaya, Jogjakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru. Bengkuku, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Makassar, Gorontalo. Sulawesi Utara, serta dilakukan di Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.
Pemerintah Naikkan Harga BBM
Pemerintah Sabtu lalu (3/9) secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengatakan dengan adanya penyesuaian tersebut, maka harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800, dan Pertamax non-subsidi naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500.
Untuk melindungi warga dari gejolak harga minyak dunia, pemerintah telah mendongkrak subsidi dan kompensasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran, terutama perlindungan sosial tambahan yang kini jumlahnya mencapai Rp24,17 triliun. [iy/em]
Forum