Presiden Amerika Donald Trump mengatakan hari Sabtu (18/5) bahwa aborsi bisa dijalankan untuk tiga alasan, yaitu apabila seorang perempuan hamil karena diperkosa atau karena hubungan inses (hubungan seks antar saudara, red), dan apabila kehidupan calon ibu itu terancam.
Pandangan Trump itu tidak sekeras peraturan hukum yang dikeluarkan di negara bagian Alabama, Georgia dan Missouri, walaupun presiden tidak bisa mengatur undang-undang yang disahkan oleh DPR negara bagian.
Alabama melarang segala jenis aborsi, dan merupakan satu-satunya negara bagian yang punya hukum anti-aborsi paling keras. Satu pengecualian adalah apabila kehamilan itu membahayakan kesehatan calon ibu dan janin yang dikandungnya punya “kelainan-kelainan fatal” sehingga bayi itu tidak akan bisa hidup normal.
Negara bagian Georgia melarang aborsi, segera setelah dokter bisa mencatat detak jantung janin, dan peraturan di Missouri akan melarang aborsi setelah kehamilan mencapai delapan minggu.
Duapuluih tahun lalu, jauh sebelum ia terlibat kegiatan politik partai Republik, Trump menggambarkan dirinya sebagai “sangat pro-choice” dan menyerahkan keputusan apakah akan melakukan aborsi kepada perempuan yang bersangkutan. (ii)