Presiden AS Donald Trump telah membatalkan KTT yang direncanakan berlangsung tanggal 12 Juni di Singapura dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Dalam sebuah suratnya ke Kim yang dirilis Gedung Putih, Trump mengatakan, ia ingin berada di Singapura untuk bertemu dengan Kim. Namun, katanya, ”Sayangnya, karena adanya sikap marah dan bermusuhan yang tercermin dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa waktunya tidak tepat untuk melangsungkan pertemuan yang telah lama direncanakan ini.”
Korea Utara sebelumnya mengancam akan membatalkan KTT itu setelah sejumlah pejabat AS mengatakan akan menggunakan Libya sebagai model kesepakatan denuklirisasi dengan Pyongyang. Berdasarkan kesepakatan itu, Libya melucuti senjata nuklirnya sepenuhnya sebelum menerima konsesi. Pyongyang menginginkan proses denuklirisasi yang bertahap yang memungkinkannya menerima konsesi awal.
"Anda bicara soal kemampuan nuklir Anda, namun milik kami jauh lebih besar dan lebih berkekuatan, Saya berdoa mudah-mudahan kami tidak harus menggunakannya," kata Trump dalam suratnya.
Trump menambahkan, jika Korea Utara berubah pikiran terkait KTT paling penting itu, Kim diminta jangan ragu untuk menelepon dan menyuratinya.
"Dunia, dan khususnya Korea Utara, telah kehilangan peluang besar untuk mewujudkan perdamaian abadi dan meraih kemakmuran besar. Peluang yang disia-siakan ini sungguh merupakan momen sangat menyedihkan dalam sejarah,” katanya.
Hari Kamis (24/5), Korea Utara membongkar fasilitas uji coba nuklir Punggye-ri untuk menujukkan komitmennya terhadap rencana denuklirisasi. [ab/uh]
