Presiden Amerika Donald Trump hari Selasa kembali mendesak Kongres untuk memberinya 5,7 milyar dollar tahun ini untuk membantu pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko, tapi tidak menyatakan keadaan darurat seperti yang dibayangkannya semula sebagai jalan pintas untuk membangun tembok itu.
Ketika berbicara lewat televisi Selasa malam, Trump sekali lagi mengatakan adanya krisis keamanan di perbatasan dengan Meksiko. Tapi setelah berhari-hari mengisyaratkan bahwa ia akan menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk mengumumkan keadaan darurat supaya bisa menggunakan dana tanpa izin DPR yang dikuasai Partai Demokrat, Trump agaknya berusaha mencari penyelesaian lewat perundingan dengan badan legislatif itu.
Hari Rabu ini, Trump akan mengadakan pertemuan di Gedung Putih dengan sejumlah pimpinan partai Republik, satu hari sebelum ia terbang ke perbatasan untuk terus mendorong pembangunan tembok itu.
Kantor berita Reuters mengatakan belum jelas apakah ia akan menggunakan kesempatan itu untuk mengumumkan keadaan darurat yang diinginkannya.
Pemimpin partai Demokrat dalam Senat Chuck Schumer mengatakan kegiatan pemerintah federal harus dipulihkan dulu sebelum perundingan tentang masalah keamanan perbatasan dimulai. Sengketa tentang pembangunan tembok itu telah mengakibatkan penutupan sebagian kantor pemerintah federal dan 800,000 pegawai terpaksa menjalani cuti paksa atau bekerja tanpa digaji.
Kelompok Demokrat mengatakan, penggambaran krisis di perbatasan oleh Presiden Trump dan pemerintahannya “tidak akurat.” Kata mereka, Trump telah “menciptakan” krisis itu untuk tujuan politik guna membangun tembok seperti yang dijanjikannya ketika berkampanye untuk mencapai Gedung Putih tahun 2016.
Ketua DPR Nancy Pelosi dalam pidato tanggapannya lewat televisi menyebut “obsesi” Trump untuk membangun tembok yang mahal dan tidak efektif dengan menghamburkan milyaran dollar uang pajak.” Trump semula mengklaim bahwa pembangunan tembok itu akan diongkosi oleh Meksiko, tapi ini dibantah tegas oleh Meksiko. [ii]