Sebagai mantan bintang program realitas televisi, Presiden Donald Trump tahu bagaimana menambahkan sentuhan drama pada pengumuman mengenai calon pilihannya untuk menduduki kursi Hakim Agung. Dia menyampaikan pengumuman yang disiarkan secara nasional itu pada prime time atau jam ketika televisi diperkirakan paling banyak ditonton oleh pemirsa. Dia juga merahasiakan hakim agung sampai pada saat pengumuman itu.
Anggota keluarga Presiden Donald Trump, para anggota Kongres dan Wakil Presiden Mike Pence serta wartawan berkumpul di Ruang Timur atau yang dikenal sebagai East Room di Gedung Putih untuk mendengarkan presiden mengumumkan calon hakim agung pilihannya untuk menduduki kursi di Mahkamah Agung.
“Hari ini saya memenuhi satu janji lagi kepada rakyat Amerika dengan mencalonkan Hakim Neil Gorsuch,” kata Presiden Trump.
Presiden Trump mengatakan jutaan rakyat Amerika menganggap wewenang presiden untuk memilih hakim agung adalah isu paling penting ketika mereka memberikan suara dalam pemilu. Calon pilihannya, lulusan Universitas Columbia, Universitas Harvard dan Universitas Oxford, dan hakim konservatif di Circuit Court of Appeals atau Pengadilan Banding, berusia 49 tahun. Trump mengatakan ia menyadari implikasi jangka panjang dari pemilihan seorang hakim agung.
“Saya selalu merasa bahwa setelah pertahanan nasional, keputusan yang paling penting yang dibuat oleh seorang presiden Amerika Serikat adalah penunjukan hakim Mahkamah Agung. Tergantung pada usia mereka, seorang hakim agung bisa aktif selama 50 tahun, dan keputusannya bisa bertahan seabad atau lebih, dan seringkali bisa menjadi permanen,” lanjutnya.
"Berdiri di sini di sebuah rumah sejarah, dan sangat sadar akan ketidaksempurnaan saya sendiri, saya berjanji bahwa jika dikukuhkan, saya akan melakukan semua sesuai wewenang saya untuk menjadi hamba yang setia pada Konstitusi dan undang-undang negara besar ini,” kata Gorsuch, menyampaikan tanggapan dengan hormat atas pencalonan dirinya.
Gorsuch adalah calon pilihan presiden untuk mengisi kursi Mahkamah Agung yang kosong setelah kematian mendadak dan tak terduga hakim agung konservatif Antonin Scalia Februari tahun lalu. Para anggota Kongres dari Partai Republik segera memuji pilihan itu lewat media sosial, sementara kalangan Partai Demokrat menyatakan rasa skeptis.
Mantan Presiden Barack Obama mencalonkan Hakim Merrick Garland segera setelah kematian Scalia, tetapi anggota Senat dari Partai Republik menolak untuk mengadakan dengar pendapat atau mengadakan pemungutan suara untuknya, dengan alasan waktunya terlalu dekat dengan pemilu berikutnya.
Penolakan untuk mempertimbangkan Garland itu telah membuat banyak kalangan Demokrat dan progresif marah, dan sebagian berkumpul di depan Mahkamah Agung Selasa malam untuk menyuarakan oposisi mereka terhadap pilihan Trump.
“Ini adalah nominasi yang sangat berbahaya dan ekstrem. Dia mendahulukan politik daripada rakyat Amerika. Ia menempatkan orang kuat, kaya, dan perusahaan-perusahaan di depan rakyat Amerika dan kami membutuhkan seseorang yang adil, berpikiran terbuka dan independen di bangku Mahkamah Agung,” kata Lizet Ocampo, salah seorang demonstran di depan Mahkamah Agung.
Gorsuch kemungkinan akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit berbulan-bulan dari anggota fraksi Demokrat di Senat, yang ingin tahu pandangannya tentang berbagai isu, termasuk aborsi dan larangan perjalanan yang ditetapkan oleh Trump bagi pengungsi dan orang-orang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim. [lt/uh]