Tautan-tautan Akses

Trump Didesak untuk Pertahankan Perjanjian Nuklir Iran


Senator Ted Cruz (kiri) dan Presiden Terpilih AS, Donald Trump (Foto: dok).
Senator Ted Cruz (kiri) dan Presiden Terpilih AS, Donald Trump (Foto: dok).

Pada masa kampanye, presiden terpilih Donald Trump dengan tegas menyatakan pendapatnya tentang prestasi kebijakan luar negeri pemerintahan Obama tersebut.

Fraksi Republik di Kongres dan mereka yang telah lama menentang perjanjian nuklir internasional tahun 2015 dengan Iran mendesak pemerintahan Trump yang akan datang agar memperkeras perjanjian itu daripada meninggalkan apa yang pernah disebut Trump "kesepakatan terburuk sepanjang masa." Wartawan VOA Masood Farivar melaporkan tentang bagaimana pemerintahan baru itu mungkin akan menangani masalah pelik ini.

Pada masa kampanye, presiden terpilih Donald Trump dengan tegas menyatakan pendapatnya tentang prestasi kebijakan luar negeri pemerintahan Obama tersebut.

"Belum pernah dalam hidup saya, saya melihat transaksi yang dinegosiasikan dengan sangat tidak kompeten seperti kesepakatan kita dengan Iran. Dan maksud saya tidak pernah," kata Trump.

Ini adalah pandangan yang sudah berulang kali dikumandangkan Trump. Tapi sekarang, para penentang kesepakatan tersebut khawatir bahwa menghapusnya mungkin akan lebih berbahaya.

Secara hukum, AS bisa saja meninggalkan perjanjian internasional yang menurut para ahli tidak mengikat itu.

"Tidak akan ada konsekuensi hukum internasional langsung jika AS hendak mengubah pandangannya," kata mantan pengacara Departemen Luar Negeri Edward Swaine berbicara kepada VOA melalui Skype.
Tapi konsekuensi meninggalkan kebijakan tersebut sangat besar. Tidak hanya membuat marah negara-negara yang ikut menandatangani kesepakatan itu, termasuk sekutu Eropa yang ingin memperluas hubungan dengan Iran, tetapi juga bisa mendorong Iran untuk meluncurkan kembali program nuklirnya. Orang-orang yang sebelumnya menentang, sekarang mulai menerima pandangan itu.

"Mereka yang bertanggung jawab di Kongres, di kedua partai, saya pikir akan menyadari bahwa dari perspektif AS, kesepakatan itu bisa lebih baik, tapi pada saat ini membatalkan kesepakatan itu bukan ide yang bagus. Menegakkannya dengan ketat merupakan jalan keluar," kata Orde Kittrie dari Foundation For Defense of Democracies.

Fraksi Republik di Kongres yang gagal memblokir kesepakatan itu tahun lalu sekarang mendorong sanksi lebih keras terhadap Iran jika ingin memperkuat posisi pemerintahan Trump dalam perundingan mendatang dengan Iran.

"Saya rasa apa yang akan dilakukan pemerintahan baru adalah lebih tegas menegakkan kesepakatan, menekan Iran di arena lain tetapi tidak membatalkan kesepakatan, karena menurut saya, membatalkan kesepakatan itu tidak akan menguntungkan keamanan nasional AS," kata Orde Kittrie.

Meskipun mengritik kesepakatan itu dengan tajam, Trump tidak secara eksplisit mengancam akan membatalkannya. Dan itu, kata para ahli, mungkin memberinya ruang untuk mempertahankan perjanjian seraya mengambil sikap keras terhadap Iran. [as/uh]

XS
SM
MD
LG