Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), Donald Trump menggelar kampanye pertamanya sejak dia selamat dari upaya pembunuhan pada Sabtu (20/7). Ia kembali ke negara bagian Michigan yang menjadi medan pertempuran bersama calon wakil presiden (cawapres) yang baru ditunjuknya.
“Tepat satu minggu yang lalu, bahkan hingga hitungan jam, bahkan hitungan menit,” kata Trump kepada massa, mengenang penembakan 13 Juli di Pennsylvania yang menyebabkan telinganya berlumuran darah. Penembakan itu juga menewaskan salah satu pendukungnya dan menyebabkan dua lainnya terluka.
“Saya berdiri di hadapan Anda hanya karena rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya. Kain kasa putih yang membalut telinganya kini digantikan oleh perban berwarna kulit.
"Seharusnya saya tidak berada di sini sekarang," lanjutnya.
Trump didampingi oleh Senator Ohio J.D. Vance pada acara pertama pasangan tersebut sejak mereka resmi menjadi capres dan cawapres Partai Republik pada Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee.
Michigan adalah salah satu dari segelintir negara bagian yang diperkirakan akan menentukan hasil pemilihan presiden pada November. Trump menang tipis di negara bagian itu dengan hanya selisih lebih dari 10.000 suara pada 2016. Namun, Joe Biden dari Partai Demokrat membalikkan keadaan pada 2020, menang dengan selisih 154.000 suara dalam perjalanannya menuju kursi kepresidenan.
Pilihan Trump terhadap Vance sebagian ditujukan untuk membantunya mendapatkan dukungan dari pemilih negara-negara bagian yang menjadi pusat industri manufaktur Amerika Serikat atau disebut 'Rust Belt', seperti Michigan, Pennsylvania, Wisconsin, dan Ohio. Negara-negara bagian Rust Belt itu yang membantu Trump meraih kemenangan mengejutkannya pada 2016.
Vance secara khusus menyebutkan sejumlah negara bagian tersebut selama pidato penerimaannya di konvensi tersebut. Dia menekankan asal usulnya sebagai orang miskin di kota kecil Ohio dan berjanji untuk tidak melupakan kelas pekerja yang “pekerjaannya dikirim ke luar negeri dan anak-anaknya dikirim ke medan perang.”
Setelah tak biasanya tampil sendu dan emosional selama konvensi Partai Republik, Trump kembali ke sikapnya yang biasa. Dia menghina pesaingnya dari Partai Demokrat, mengulangi kebohongannya tentang Pemilu 2020, dan membumbui pidatonya dengan lelucon yang memicu tawa dari penonton yang antusias.
Beberapa jam sebelum dia naik ke panggung, para pendukung Trump memadati jalan-jalan di pusat kota Grand Rapids untuk mendengarkan pernyataan mantan presiden tersebut. Para pendukung mulai bergerak pada Jumat (19/7) pagi, dan pada Sabtu (20/7) sore hingga membentuk antrean yang membentang hampir satu mil atau sekitar 1,6 km dari pintu masuk Van Andel Arena yang berkapasitas 12.000 kursi.
Pusat kota Grand Rapids juga tampak dipenuhi oleh kehadiran polisi dalam jumlah besar. Di hampir setiap blok tampak ada petugas, sementara yang lain berpatroli dengan menunggang kuda dan sepeda. Peningkatan keamanan di luar lokasi menciptakan suasana tegang, dan beberapa peserta menyebutkan bahwa drone yang terbang di atas lokasi membuat mereka senewen. Acara diadakan di dalam ruangan, sehingga lebih mudah diamankan.
Peserta diharuskan melewati detektor logam saat memasuki arena, tetapi kehadiran keamanan di dalam tampak konsisten dengan kejadian sebelumnya.
Selama rapat umum tersebut, Trump menolak upaya yang menganggapnya sebagai ancaman terhadap demokrasi dan ekstremis, meskipun dia telah bersumpah akan melakukan deportasi massal dan mengancam akan melakukan pembalasan terhadap musuh-musuh politiknya. [ft/ah]