Dalam kunjungan hari libur ke pangkalan Garda Pantai AS di dekat rumahnya di Palm Beach, Florida, Presiden Donald Trump menyempatkan diri untuk menyapa sejumlah perwakilan militer Amerika yang bertugas di luar negeri dan mengucapkan selamat Hari Bersyukur. Namun ketika ditanya apakah akan melawat langsung mereka ke sana, ia tidak memberi jawaban yang jelas.
Meja makan dalam peringatan Hari Bersyukur di AS biasanya dipenuhi hidangan ayam kalkun berserta masakan pelengkapnya, termasuk sayuran, kentang tumbuk dan pai. Namun, meja makan di Pangkalan Garda Pantai Lake Worth Inlet, Kamis, tidak demikian. Meja itu menghadirkan berbagai roti isi, buah, dan minuman ringan. Trump sempat berbincang-bincang dengan sejumlah tentara dan bahkan berpose untuk foto bersama.
Sebelumnya pada hari itu, Trump menyapa para serdadu AS yang ditempatkan luar negeri melalui telekonferensi.
"Negara kita secara ekonomi tumbuh dengan baik, lebih baik dari negara manapun di dunia. Kita adalah negara idaman di dunia, sungguh menyenangkan mengetahui bahwa kalian memperjuangkannya. Kalian berjuang untuk sesuatu yang berlangsung baik dan itulah negara kita,” serunya.
Presiden Amerika memang biasanya menyapa para tentara yang ditugaskan di luar negeri pada hari-hari libur nasional. Kadang-kadang mereka bahkan melakukan kunjungan langsung ke lokasi, seperti yang dilakukan mantan presiden George W. Bush pada 2003, ketika ia menemui pasukan AS di Irak pada Hari Bersyukur.
Presiden Barack Obama melakukan kunjungan ke pasukan AS di luar negeri pada berbagai kesempatan. Trump telah sering dikritik karena sejauh ini belum pernah mengunjungi pasukan AS yang ditempatkan di luar negeri.
Ketika ditanya apakah ia akan berkunjung ke Afghanistan, Trump menjawab, “Kami akan melakukan sejumlah hal menarik pada waktu yang tepat.”
Ketila didesak seorang wartawan kapan itu akan dilakukan, Trump mengatakan, “Saya akan lakukan tapi saya tidak bisa memberitahu Anda.”
AS mengirim pasukan ke Afghanistan menyusul tragedi serangan teroris 11 September 2001 untuk menggulingkan para pemberontak Taliban dari kekuasaan. Taliban kini kembali berperang melawan pemerintah dukungan AS. Seorang utusan dari Washington baru-baru ini membuka pembicaraan langsung dengan Taliban.
Trump mengatakan, "Kami sedang melakukan perundingan sangat keras di Afghanistan saat ini, yang tidak diketahui banyak orang. Ini bahkan mungkin yang pertama kali.”
Namun presiden mengakui bahwa pembicaraan itu mungkin tidak akan berhasil. "Saya tidak tahu apakah itu akan berhasil, mungkin akan gagal. Siapa yang tahu? Mungkin berhasil, mungkin tidak,” lanjutnya.
Misi militer AS di Afghanistan menelan biaya hampir satu triliun dolar, dan menewaskan lebih dari 2.400 tentara. [ab]