Presiden AS, Donald Trump, telah mengecam peningkatan ancaman anti-Semitisme baru-baru ini di seluruh penjuru negeri, dan mengatakan mereka “harus berhenti.”
“Ancaman anti-Semitisme yang menyasar komunitas Yahudi dan pusat-pusat kemasyarakatan adalah sesuatu yang mengerikan dan menyakitkan dan mengingatkan kita masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengikis akar kebencian dan prasangka serta kejahatan,” ujarnya.
Pernyataan Trump dikeluarkannya saat berkunjung ke Museum Nasional Sejarah dan Budaya Warga Afrika-Amerika hari Selasa di National Mall.
Kecaman presiden terhadap serangan anti-Semitisme muncul sehari setelah Anti Defamation League (ADL) yang melaporkan setidaknya ada 10 pusat komunitas Yahudi di berbagai negara bagian yang menerima ancaman bom hari Senin, rangkaian keempat dari ancaman semacam itu sejak awal tahun.
ADL menyatakan tidak ditemukan bahan peledak di pusat-pusat kemasyarakatan yang dijelaskan di atas dan mengatakan bahwa laporan-laporan ancaman tersebut “tidak bisa dipercaya.”
Pekan lalu, kuburan dari lebih 170 orang Yahudi di University City, Missouri menjadi korban vandalisme.
Hari Senin, ADL, kembali menyerukan kepada pemerintah Trump untuk mengembangkan rencana untuk membahas apa yang mereka percaya sebagai peningkatan anti-Semitisme di AS akhir-akhir ini.
Pada sebuah konferensi pers di Washington, hari Rabu lalu, bersama dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, Trump ditanya tentang peningkatan insiden anti-Semitisme di seluruh penjuru AS. Ketimbang mengecam tindakan-tindakan tersebut, Trump malah berbicara mengenai kemenangan pemilihan elektoralnya dan mengatakan pertanyaan tersebut tidak adil, yang kemudian memicu lebih banyak lagi kritik yang telah mereda tentang apa yang tampaknya sebagai peningkatan gerakan anti-Semitisme di AS.
Senin sebelumnya, lawan Trump pada pemilihan bulan November lalu, Hillary Clinton dari kubu Demokrat, menyerukan kepada presiden untuk mengambil posisi yang lebih tegas untuk menentang gerakan anti-Semitisme. [ww]