Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengadakan pertemuan pertama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Gedung Putih pekan ini, dengan masa depan hubungan trans Atlantik yang masih terkatung-katung.
Koresponden Senior VOA di Gedung Putih Peter Heinlein melaporkan kedua pemimpin perlu membenahi itu sebelum mereka dapat melanjutkan kerja sama.
Pada masa kampanye, Trump menuduh Kanselir Merkel "merusak Jerman" dengan kebijakan pengungsinya yang lunak.
"Saya dulu penggemar Merkel, saya pikir dulu dia hebat, seorang pemimpin besar, pemimpin penting. Saya pikir apa yang dia lakukan terhadap Jerman adalah memalukan," kata Presiden Donald Trump.
Kanselir Merkel sama pedasnya dalam menggambarkan larangan perjalanan Trump terhadap enam negara yang sebagian besar penduduknya Muslim. Sekarang, karena terpaksa bekerja sama untuk menangani masalah yang paling penting di dunia, Merkel menunjukkan sikap yang bersahabat.
"Saya sangat yakin bahwa kemitraan trans-Atlantik berdasarkan nilai-nilai umum adalah demi kepentingan kita semua, tidak hanya bagi kita orang Eropa. Saya akan mengadakan pembicaraan saya dengan Presiden Donald Trump dalam semangat ini," kata Angela Merkel, kanselir Jerman.
Ketika mereka duduk bersama di Gedung Putih, Trump dan Merkel akan harus mengatasi perbedaan yang mendalam mengenai beberapa masalah paling pelik di dunia seperti kelanjutan NATO.
"Saya penggemar NATO, tapi banyak negara-negara anggota NATO, banyak negara yang kita lindungi, banyak di antara negara-negara ini adalah negara yang sangat kaya. Mereka tidak membayar andil mereka," katanya.
Merkel ingin agar Trump menjernihkan kebingungan tentang posisi AS terkait peran NATO dalam melawan agresi Rusia di Ukraina, kata Daniel Hamilton, pakar hubungan trans Atlantik.
"NATO telah menempatkan lebih banyak pasukannya di bagian timur aliansi itu karena banyak sekutu yang benar-benar cemas menghadapi Vladimir Putin dan niatnya. Dia telah menganeksasi secara ilegal wilayah Ukraina dan dia pernah menempatkan pasukan Rusia di bagian lain Ukraina. Jadi pertanyaannya adalah apa pendekatan Amerika Serikat ke Rusia dan bagaimana ini mempengaruhi NATO," kata Daniel Hamilton.
Kompromi katanya perlu dilakukan untuk masalah lain yang juga pelik, yaitu perdagangan. Trump, sang juru runding, telah mengatakan dia lebih suka perjanjian perdagangan bilateral, tetapi orang Eropa bersikeras bahwa Uni Eropa mewakili ke-28 negara anggotanya dalam pembicara. [as/lt]