Presiden Donald Trump mempertahankan kedutaan Amerika di Israel di Tel Aviv meskipun menjanjikan pada akhirnya akan memindahkannya ke Yerusalem.
Trump dalam kampenye untuk menjadi presiden berjanji akan memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem sesuai dengan kehendak lama pemerintah Israel. Tapi isu tersebut menciptakan perdebatan tak kunjung usai mengenai penciptaaan negara Yahudi dan Palestina, di mana kedua pihak mengklaim Yerusalem sebagai ibukota mereka.
Gedung Putih hari Kamis (1/6) mengatakan bahwa keputusan Trump untuk mempertahankan kedutaan di Tel Aviv di mana sebagian besar kedutaan asing berkantor di Israel, seharusnya tidak dianggap sebagai “berkurangnya dukungan kuat presiden bagi Israel dan aliansi Amerika-Israel.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan Trump membuat pilihan “untuk memaksimalkan kesempatan merundingkan kesepakatan antara Israel dan Palestina.
“Sebagaimana dikatakannya berkali-kali, niatnya adalah memindahkan kedutaan itu,” kata pejabat Gedung Putih, dan menambahkan, “pertanyaannya adalah apakah hal itu akan terjadi, tetapi kapan”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kecewa dengan keputusan Trump, meski demikian Netanyahu berharap kedutaan Amerika nantinya pindah ke Yerusalem dan ia menghargai ekspresi persahabatan presiden Amerika.
“Pendirian konsisten Israel adalah kedutaan Amerika, seperti kedutaan semua negara yang memiliki hubungan diplomatik seharusnya berada di Yerusalem, ibukota abadi kita,” kata Netanyahu. [my/ii]